18 September

ASMA SIAPA TAKUT

Apakah yang muncul di benak kita ketika mendengar mengenai asma? Sebuah penyakit mematikankah? atau penyakit keturunan?. Sebagian besar dari kita pasti sudah tidak asing lagi mengenai asma. Menurut data studi riset kesehatan dasar tahun 2007, asma menempati peringkat keenam sebagai penyebab kematian di Indonesia. Namun, apakah sebenarnya asma itu? Apakah setiap keluhan sesak selalu disebabkan oleh asma?

Asma adalah gangguan peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan peningkatan respon jalan napas yang menimbulkan gejala yang berulang di waktu tertentu, dimana gejala  tersebut berhubungan dengan hambatan jalan napas yang luas.

Faktor risiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu (host factor) dan faktor lingkungan. Faktor pejamu yaitu faktor yang terdapat dalam tubuh pasien, di antaranya adalah genetik /memiliki keturunan alergi (termasuk asma), jenis kelamin dan ras, sedangkan faktor lingkungan adalah faktor yang mempengaruhi individu dengan kecenderungan asma  untuk berkembang menjadi asma, contohnya yaitu debu (baik di rumah maupun di luar rumah), bulu binatang, asap pabrik, asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan, makanan, dan lain-lain.

Setelah mengetahui penyebab dan faktor resiko berkembangnya asma, selanjutnya kita akan membahas mengenai gejala asma. Gejala asma yang seringkali timbul di antaranya adalah batuk, sesak napas, mengi (suara ngik-ngikan / seperti kucing), rasa berat di dada dimana gejala tersebut dapat bervariasi sesuai dengan faktor pencetus, di antaranya cuaca, debu, dan lain-lain. Namun, meskipun sesak adalah salah satu gejala asma, apakah setiap kali seseorang mengalami sesak itu selalu disebabkan oleh asma? Tentu saja tidak, ada beberapa penyakit yang memiliki gejala yang mirip dengan asma, di antaranya adalah Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), gagal jantung, cairan pada selaput paru, tumor paru, dan lain-lain.

Bagaimanakah kita dapat membedakan asma dengan penyakit tersebut? Pemeriksaan apakah yang diperlukan untuk mendukung diagnosis asma?

Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan dalam diagnosis asma adalah pemeriksaan jasmani oleh dokter. Kelainan pemeriksaan jasmani yang paling sering ditemukan adalah adanya suara mengi. Namun terkadang hal itupun tidak ditemukan karena gejala asma dapat bervariasi sepanjang hari, dan terkadang apabila serangan asma tersebut berat, maka mengi bahkan tidak akan terdengar.

Pemeriksaan pendukung lainnya yang sangat baik untuk dilakukan dalam menegakkan diagnosis asma adalah pengukuran fungsi paru. Pengukuran fungsi paru dapat digunakan untuk penilaian hambatan jalan napas, variabilitas fungsi paru, dan sebagai penilaian tidak langsung hiperesponsif jalan napas. Pemeriksaan fungsi paru yang dilakukan adalah pemeriksaan spirometri dan Arus Puncak Ekspirasi (APE).

Pertanyaan selanjutnya yang seringkali muncul adalah apakah asma dapat disembuhkan. Sama seperti penyakit alergi yang lain, asma tidak dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan. Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa adanya hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa komponen dalam penatalaksanaan asma, yang meliputi edukasi, menilai dan mengawasi berat asma secara berkala, melakukan identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus, merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang, menetapkan pengobatan pada serangan akut, kontrol secara teratur, dan menjaga kebugaran dengan pola hidup sehat dan olahraga.

Obat-obatan asma ditujukan untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi jalan napas, terdiri atas pengontrol dan pelega. Pengontrol adalah obat asma jangka panjang untuk mengontrol asma, diberikan setiap hari untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma terkontrol pada asma persisten.  Pengontrol sering disebut pencegah. Sementara pelega (Reliever) adalah obat untuk  melebarkan jalan napas sehingga dapat mengatasi gejala serangan asma seperti mengi, rasa berat di dada dan batuk. Pengobatan asma dapat dilakukan di rumah sakit atau balai paru yang menyediakan layanan kesehatan paru, di antaranya adalah Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung.

BBKPM Bandung yang berlokasi di jalan Cibadak no 214 merupakan layanan kesehatan milik Kementerian Kesehatan RI yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan paru spesialistik dan atau subspesialistik. Salah satu bagian dari layanan kesehatan yang diadakan di BBKPM adalah Poli Asma PPOK. Poli Asma PPOK merupakan poli pelayanan asma PPOK terpadu yang ditangani oleh dokter spesialis paru dan dokter umum yang berkompeten dalam penanganan asma PPOK saat ini. Manajemen tatalaksana penyakit asma PPOK di BBKPM dilakukan sesuai dengan perkembangan tatalaksana asma PPOK yang terbaru. Selain itu, pelayanan asma PPOK di BBKPM juga tidak hanya dalam hal pemberian obat-obatan namun juga bekerjasama dengan Instalasi Rehabilitasi Medik, di antaranya adalah untuk pemeriksaan spirometri yang bertujuan untuk menilai fungsi paru, uji brokodilator, serta pelayanan fisioterapi paru untuk meningkatkan dan mendukung keberhasilan terapi asma PPOK.

Selain fungsi pelayanan kesehatan, BBKPM juga melaksanakan kegiatan promosi kesehatan paru salah satunya adalah dengan pelaksanaan senam asma atau senam paru sehat. Senam asma bertujuan untuk melatih cara bernapas yang benar, memperkuat otot-otot pernapasan, mempertahankan asma yang terkontrol.

Penelitian menyebutkan bahwa senam asma dapat mengurangi tingkat kekambuhan dan mempertahankan asma terkontrol sehingga pasien tidak lagi bergantung pada obat pelega pernapasan. Senam asma di BBKPM sudah berjalan secara rutin setiap hari Rabu pukul 7 pagi dan hari Minggu pukul 7.30 pagi dengan dipimpin oleh instruktur yang terlatih. Senam asma di BBKPM juga turut memeriahkan perayaan ulang tahun kemerdekaan RI ke-73, dimana diadakan perlombaan senam asma dengan diikuti oleh klub senam asma BBKPM, pasien poli asma PPOK, dan juga pegawai BBKPM. Selain untuk memeriahkan acara kemerdekaan RI, perlombaan ini juga bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi antara pasien dengan pegawai BBKPM. Diharapkan dengan terbentuknya hubungan baik tersebut, dapat semakin meningkatkan motivasi pasien untuk rutin kontrol asma.

Motivasi dan pengetahuan pasien mengenai suatu penyakit merupakan salah satu modal yang sangat berperan terhadap kepatuhan pengobatan dan kesembuhan penyakit. Demikian pula halnya dengan asma, jika kita memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyebab, gejala, dan tatalaksana asma, maka kita pun akan lebih mudah dalam mengenali penyakit ini. Sehingga jika suatu saat kita mengalami atau menemukan orang terdekat kita mengalami asma, kita dapat segera mendapat pertolongan yang tepat.

Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik lagi mengenai asma dan penanganannya sehingga asma tidak lagi menjadi suatu momok yang menakutkan lagi bagi kita.

 

 

Diagram 1 Alur diagnosis dan tatalaksana asma

 

 

 

 

 

Posted by Posted on September 18, 2018