04 October

BBKPM BANDUNG MEMENUHI PERSYARATAN MINIMAL DALAM PENANGANAN TBC MDR

Pada 9 Agustus 2018 di BBKPM Bandung menerima kunjungan Tim Konsultan Regional Green Light Committee. Green Light Committee (GLC) adalah  badan independen yang dibentuk oleh WHO dan mitra TB Global lain pada awal tahun 2000 dengan tujuan untuk membantu program dalam merancang dan menerapkan strategi yang tepat untuk manajemen TB terpadu Pengendalian TB Resisten Obat ( MTPTRO). Pada kesempatan tersebut hadir Kepala BBKPM Bandung, Kasi Pelayanan, dr Sarabjit Chandha (Konsultan Regional Green Light Committee), Ibu Mikyal Faralina (Perwakilan WHO Indonesia), Ibu Desi Aulia (Staf Subdit Tb Kemenkes), Ibu Hanifah Rizky (Staf Subdit Tb Kemenkes), dr Yusie Permata (KNCV), dr Marlene (KNCV Jawa Barat), Bu Yana (KNCV Jawa Barat), Perwakilan Dinas Kesehatan Kota Bandung, dokter Spesialis Paru dan dokter umum BBKPM Bandung serta karyawan BBKPM Bandung .

 

Dalam sambutannya Kepala BBKPM Bandung menyampaikan perlunya kerjasama dalam penanganan penyakit tuberculosis dan Tb MDR, perlunya penelitian yang terkait data-data penyakit Tbc, pelatihan tentang motivasi bagi petugas kesehatan agar dapat memotivatsi penderita Tbc, serta perlunya jalinan komunikasi yang baik dengan sektor terkait. Diharapkan kerjasama dengan dokter spesialis/ klinik/ RS Swasta untuk mempersingkat waktu pemeriksaan baseline. Pemeriksaan baseline yang dapat diperiksa di BBKPM Bandung dapat langsung diperiksa oleh BBKPM Bandung, sedangkan pemeriksaan yang tidak dapat diperiksa seperti audiometri atau MMPI diperiksa di RSHS. Pemeriksaan baseline yang bisa diperiksa di BBKPM Bandung yaitu pemeriksaan laboratorium darah lengkap, kimia darah, serum elektrolit, asam urat, fungsii hati fungsi ginjal, kadar gula darah, foto X ray thorax, pemeriksaan rekam jantung EKG.

 

Tim menilai bahwa pelaksanaan pengobatan Tbc MDR di BBKPM sudah sesuai persyaratan untuk layanan TB RO yaitu adanya TAK (Tim Ahli Klinis), Dokter Pelaksana Harian, Ruang pelayanan sesuai Standar TB MDR, pelayanan Farmasi, serta Pemeriksaan penunjang untuk Diagnostik. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dengan  alat Gene xpert  (Tes Cepat Molekular)

Diharapkan dapat terlaksana penelitian untuk menganalisis alasan initial loss to follow up. Kerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat selama inipun terjalin yang baik, terutama dalam hal penyediaan obat

Pada kesempatan tersebut perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Bandung menyampaikan agar BBKPM meningkatkan kerjasama lebih intensif dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung dan penemuan kasus lebih meningkat. Untuk  kasus pasien pengobatan Tbc yang mangkir agar dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung, sehingga pasien yang mangkir dapat dikunjungi bersama . Disampaikan pula dalam menangani pengobatan pasien Tbc MDR diperlukan pelatihan komunikasi sebagai bekal petugas dalam memotivasi pasien Tb MDR sehingga dapat mengurangi angka drop-out pasien Tb MDR. Saat ini BBKPM Bandung belum bisa melakukan rawat inap bagi pasien Tb MDR karena belum mempunyai ruang rawat yang memadai untuk pasien TB MDR. Diperlukan juga penanganan masalah Infection control, serta penanganan pasien dengan pendekatan multispesialisktik (Multispesialistic approach) seperti dokter jiwa, dimana pasen TB MDR kerap pula mengalami gangguan kejiwaan, walau untuk kebutuhan tersebut BBKPM Bandung masih merujuknya ke RSUP Hasan Sadikin. Namun demikian BBKPM telah melakukan  pentingnya  pemantauan rutin efek samping terhadap obat TB MDR.

 

 

Posted by Posted on October 4, 2018