-
27 February
-
SOSIALISASI ADVOKASI TB RESISTEN OBAT BAGI SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DI KOTA BANDUNG
Sampai saat ini TB masih menjadi salah satu prioritas kesehatan Nasional peringkat ke 3. Hal ini diperberat dengan timbulnya kasus TB MDR atau TB Resisten Obat/TB RO yang menududuki peringkat ke 8 dari 25 negara.
Kasus TB RO terjadi karena pengobatan TB sebelumnya yang kurang tepat, bisa karena dosis yang tidak tepat, cara minum obat yang tidak benar maupun pengobatan yang tidak tuntas.
TB Resisten Obat lebih berbahaya dibandingkan TB biasa
karena penderita TB MDR/TB RO akan menularkan bakteri
yang resisten atau kebal obat kepada orang disekitarnya
dengan waktu pengobatan yang lebih lama dan
kemungkinan terjadinya efek samping pengobatan yang
berat berupa halusinasi, gangguan psikis, dan gangguan pendengaran.
Penyakit TB RO lebih berat daripada penyakit TB biasa sehingga angka kematian menjadi lebih tinggi pada penderita TB RO.
Pengobatannya pun lebih sulit, lebih mahal dengan lebih banyak efek samping.
Untuk membantu mengurangi angka kejadian TB RO, maka Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung melaksanakan kegiatan Sosialisasi Dan Advokasi Tentang TB Dan TB RO pada para pemangku kebijakan, pembuat kurikulum, dosen maupun guru pengajar di sekolah tinggi kesehatan/politeknik kesehatan atau Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Kesehatan untuk mendorong agar materi TB dan TB RO ini dapat dimasukkan ke dalam kurikulum/bahan ajar di institusi tersebut. Sekolah Tinggi yang mengikuti kegiatan ini antara lain : STFI Bandung, Poltekkes Bandung Jurusan Promosi Kesehatan, Stikep PPNI, Stikes Immanuel dan Stikes Dharma Husada Bandung.
Bila materi TB/TB RO dapat diberikan secara lebih terperinci kepada mahasiswa/siswi maka sebagai calon tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan nantinya mereka akan lebih berhati-hati dan lebih tepat dalam memberikan pengobatan TB untuk mencegah timbulnya kasus TB RO selanjutnya.
Posted by Posted on February 27, 2019