-
09 April
-
POLA HIDUP DAN KESEHATAN
Oleh : Sartika Nurwenda
WHO menyebutkan bahwa sebanyak 41 juta orang atau setara dengan 71% kematian di dunia terjadi karena penyakit kronis yang berhubungan dengan gaya hidup. Setiap tahun sebanyak 15 juta orang meninggal pada usia antara 30-69 tahun, usia yang masih dapat digolongkan sebagai usia produktif. Yang menarik, lebih dari 85% kematian muda ini terjadi di negara dengan tingkat sosial ekonomi rendah dan menengah. 1
Penyakit ini disebut juga sebagai penyakit tidak menular (noncommunicable disesase disingkat NCD), merupakan penyakit kronis, timbul dalam jangka lama, bukan disebabkan karena virus atau bakteri tetapi karena disebabkan oleh gaya hidup seperti merokok, diet yang buruk, kurang aktif bergerak, alkohol dan obat-obatan. Penyakit yang digolongkan sebagai NCD adalah penyakit jantung dan pembuluh darah (seperti serangan jantung, dan stoke), kanker, penyakit paru kronis (seperti asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan kencing manis.1
Selain kematian, NCD tidak hanya berdampak pada kualitas hidup individu yang terkena dan keluarga mereka, tetapi juga pada struktur sosioekonomi negara.2 Penyakit kronis yang berhubungan dengan NCD akan sangat mempengaruhi pendapatan orang. WHO memperkirakan bahwa akan terjadi kehilangan pendapatan nasional dari berbagai negara secara drastis. Sebagai contoh, diperkirakan bahwa China akan kehilangan sekitar 558 milyar dolar dari 2005 hingga 2015 akibat NCD. 2,3
Studi epidemiologi dan beberapa percobaan yang dilakukan di negara Barat, menyimpulkan bahwa mengurangi faktor-faktor risiko diet dan gaya hidup dapat mencegah sebagian besar kasus jantung koroner, stroke, kencing manis, dan kanker di kalangan penduduk berpenghasilan tinggi. Temuan ini sangat penting, karena mereka menunjukkan bahwa penyakit ini bukanlah konsekuensi yang tak terhindarkan dari masyarakat modern dan hal ini bisa ditempuh tanpa obat-obatan yang mahal. Penyakit-penyakit ini dapat dicegah dengan mengubah perilaku yang berhubungan dengan merokok, diet, dan aktivitas fisik.4
Penelitian membuktikan bahwa program berhenti merokok memiliki manfaat yang luar biasa. Program yang dilakukan sebelum usia pertengahan, akan membuat mantan perokok dapat dikatakan hampir terhindar dari dampak negatif rokok sebelumnya. Program berhenti merokok sebelum usia menengah akan terhindar lebih dari 90% risiko kanker paru yang disebabkan oleh rokok. Berhenti merokok akan memiliki usia keberlangsungan hidup yang mirip dengan orang-orang yang tidak pernah merokok. Di Inggris, kelompok yang berhenti merokok, memiliki penurunan risiko kanker paru secara tajam sejalan dengan waktu dimulainya program ini. Untuk orang-orang yang berhenti di usia 60, 50, 40, dan 30, risiko terkena kanker paru pada usia 75 adalah sebanyak 10%, 6%, 3%, dan 2%. Hasil ini telah didukung oleh studi multisenter terhadap pria di empat negara Eropa; untuk pria yang berhenti merokok pada usia 40 tahun, studi ini menemukan bahwa risiko kanker paru yang dicegah adalah 85%, 91%, dan 80% di Inggris, Jerman, dan Italia. Program berhenti merokok jarang terjadi di sebagian besar negara berkembang, tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa, di antara pria Cina, berhenti merokok juga mengurangi risiko kematian dan penyakit pembuluh darah.5
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa diet buruk berefek terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah, juga berhubungan dengan kanker tertentu, kencing manis, katarak, batu ginjal, penyakit gigi, dan cacat lahir. Diet yang dianjurkan oleh WHO dan badan pangan dunia untuk menghindari penyakit tersebut adalah
· Ganti lemak jenuh dan lemak trans dengan lemak tak jenuh, termasuk sumber asam lemak omega-3.
· Konsumsi sayuran dan asupan asam folat yang adekuat.
· Mengkonsumsi produk sereal dalam bentuk gandum utuh,
· Batasi konsumsi gula dan minuman berbasis gula.
· Batasi asupan kalori berlebihan dari sumber apa pun termasuk minuman manis
· Batasi asupan natrium.4
Aktivitas fisik secara teratur juga mengurangi risiko jantung koroner, stroke, kencing manis tipe 2, kanker kolon dan payudara, osteoporosis, osteoartritis, depresi, dan disfungsi ereksi. Manfaat ini didapat dengan aktifitas berjalan selama setengah jam per hari. Sebaliknya, jumlah jam menonton televisi per hari berhubungan dengan peningkatan obesitas pada anak-anak dan orang dewasa, dan risiko lebih tinggi menderita kencing manis tipe 2.4
Finlandia memberikan contoh terbaik dalam perubahan gaya hidup. Pada tahun 1972, Finlandia memiliki tingkat kematian jantung koroner tertinggi di dunia. Para perencana memeriksa kebijakan dan faktor lingkungan yang berkontribusi terhadap hal ini dan mencari perubahan yang sesuai, seperti peningkatan ketersediaan produk susu rendah lemak, legislasi antimerokok, dan peningkatan makanan sekolah. Mereka menggunakan media, dan sekolah; serta juru bicara dari olahraga, pendidikan, dan pertanian untuk mendidik warga. Setelah lima tahun, terjadi perbaikan secara signifikas. Pada tahun 1992, angka kematian karena jantung koroner untuk pria usia 35-64 menurun sebanyak 57%. Program ini sangat sukses sehingga diperluas untuk penyakit lain yang berhubungan dengan gaya hidup. Dua puluh tahun kemudian, risiko jantung koroner, morbiditas, dan kematian mengalami penurunan besar. Data terbaru menunjukkan 75 % terjadi penurunan mortalitas karena jantung koroner.4
DAFTAR PUSTAKA
1. Noncommunicable disease. WHO. 2018. Diunduh dari http://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicable-diseases
2. Preventing Noncommunicable Diseases in the Workplace through Diet and Physical Activity. WHO/ World Economic Forum Report of a Joint Event. Diunduh dari file:///H:/MDR%20TB/healthy%20life%20styile/9789241596329_eng%20NCD%20WHO.pdf
3. Occupational lifestyle diseases: An emerging issue. Sharma Mukesh, dan Majumdar P.K. Indian J Occup Environ Med. 2009 ; 13(3): 109–112.
4. Prevention of Chronic Disease by Means of Diet and Lifestyle Changes. Willet Walter C., Koplan Jeffrey P., Nugent Rachel, Dusenbury Courtenay, Puska Pekka, dan Gaziano Thomas A. 2006. Diunduh dari https://www.researchgate.net/publication/49770054_Prevention_of_Chronic_Disease_by_Means_of_Diet_and_Lifestyle_Changes
5. Tobacco Addiction. Jha Prabhat, J. Frank, Chaloupka, Moore James, Gajalakshmi Vendhan, C. Prakash, Gupta, Peck Richard, Asma Samira, dkk. 2006. Diunduh dari file:///H:/MDR%20TB/healthy%20life%20styile/DCCP2011ch46.pdf
Posted by Posted on April 9, 2019