10 April

TES CEPAT MOLEKULER (TCM) REVOLUSI DIAGNOSIS TBC SENSITIF OBAT (TB-SO) DAN TBC KEBAL OBAT (TB-RO)


Oleh : Tim TCM Laboratorium BBKPM Bandung


Tuberkulosis (TBCkebal obat adalah TBC yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang telah mengalami kekebalan terhadap obat anti tuberkulosis (OAT). Tuberkulosis multi drug resistance (TB-MDR) adalah TBC kebal obat (TB-RO) terhadap minimal 2 obat anti TBC yang paling poten yaitu isoniazid (INH) dan rifampisin secara bersama-sama atau disertai kekebalan terhadap obat anti TBC lini pertama lainnya seperti etambutol, streptomisin dan pirazinamid. Di tingkat global, Indonesia berada pada peringkat 8 dari 27 negara dengan beban TB-MDR terbanyak di dunia. [1]Berdasarkan World Health Organization (WHO) Global Report tahun 2018pada tahun 2017 diperkirakan di Indonesia terdapat 23.000 kasus TB-MDRbarudengan proporsi 2.4% dari kasus TBC baru dan 13% dari kasus TBC pengobatan ulang.Diagnosis TB-MDR ditegakkan dengan menggunakantescepat dengan metode molekuler (TCM) dan biakan serta uji kepekaan kuman terhadap OAT. [1]Proporsi TB-MDR diantara TB-RO yang didiagnosis dengan TCM adalah 91%; artinya diantara 100 orang yang dinyatakan TBC kebal terhadap rifampisin oleh TCM, 91 orang merupakan TB-MDR. [2]Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan OAT  digunakan untuk memastikan TB-MDR.

 

Sejak tahun 2010 WHO sudah merekomendasikan TCM sebagai pemeriksaan awal untuk diagnosis TB-MDR. [3]Kehadiran TCM merupakan revolusi baru dalam diagnosis TBC yang berkontribusi terhadap diagnosis cepatkasus TBC dan TB-MDR dalam waktu 2 jam dibandingkan dengan pemeriksaan biakan dan uji kepekaan dengan metode konvensional yang membutuhkan waktu 3-4 bulan. [3]Hasil diagnosis TB-MDR oleh TCM digunakan sebagai dasar pengobatan pasien namun tidak menyingkirkan kebutuhan akan pemeriksaan biakan dan uji kepekaan OAT karena TCM hanya mendeteksi TBC kebal obat rifampisin saja. Kekebalan terhadap INH harus dipastikan dengan pemeriksaan biakan yang dilanjutkan dengan uji kepekaan OAT.[4]

 

Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung merupakan institusi kesehatan di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang memiliki salah satu tupoksi untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan spesialistik bidang kesehatan paru masyarakat. Sejak bulan April 2017 BBKPM Bandung telah dipercaya menjadi salah satu institusi yang melakukan pemeriksaan TCM untuk diagnosis TB-MDR.

Selama tahun 2017 tercatat sebanyak 28 pasien TBC kebal rifampisin dari 603 pasien terduga TB-MDR yang telah diperiksa di laboratorium BBKPM Bandung. [5]Jumlah ini meningkat secara signifikan di tahun 2018 seiring dengan pemberlakuan Permenkes No. 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan TB dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan TB melalui Penguatan Laboratorium TB 2016-2020. Fasilitas layanan kesehatan yang dilengkapi dengan TCM dapat menggunakan alat tersebut untuk diagnosis TB-SO dan TB-RO.Sampai bulan Oktober 2018 laboratorium BBKPM Bandung telah berhasil menemukan 35 kasus TBC kebal rifampisin diantara 1.673 pasien terduga TB-MDR.[6]

 

Saat ini alat TCM yang ada di laboratorium BBKPM Bandung hanya dapat melakukan pemeriksaan maksimal 16 pasien perhari atau sebanyak 320 pasien perbulan dengan pemanfaatan (utilisasi) pada bulan Oktober 2018 sebesar 190% atau sebanyak 380 pasien. Jumlah ini jauh melebihi target utilisasi TCM yang ditetapkan yaitu 80% (160 pasien) perbulan. Rata-rata perbulan jumlah pasien terduga TB-SO periode tahun 2018 adalah 409. [7]Jumlah ini belum termasuk pasien terduga TB-RO, pasien HIV positif dan pasien rujukan dari puskesmas terdekat yang telah menjalin kerja sama dalam pemeriksaan TCM. Saat ini waktu tunggu pemeriksaan TCM berkisar antara 3-5 hari.

 

Peningkatan jumlah pasien terduga TB-RO maupun  TB-SO di BBKPM Bandung menjadi tantangan dalam penanggulangan TBC melalui pemeriksaan TCM. Diharapkan dalam waktu dekat BBKPM mendapatkan tambahan alat TCM baik melalui pembelian maupun kerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat berupa hibah sehingga dapat melayani pasien terduga TB-SO maupun TB-RO secara lebih cepat.

 

Kata kunci : TCM, TB-MDR, TB-RO

 

DAFTAR PUSTAKA

1.      Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan  Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung  Sub Direktorat Tuberkulosis.TB MDR.2015. Tersedia dari http://www.tbindonesia.or.id/tb-mdr/.

2.      World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2018.

3.      Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pemeriksaan TB menggunakan tes cepat molekuler. Jakarta: 2017.

4.      Kementerian KesehatanRepublik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Materi Workshop TCM. Jakarta:2016.

5.      Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung. Laporan Analisis TCM tahun 2017.

6.      Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung. Laporan Analisis TCM tahun 2018.

7.      Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung. Laporan Rekapitulasi TB 04 tahun 2018

Posted by Posted on April 10, 2019