26 May

Apa Pemeriksaan Darah di Laboratorium Harus Puasa?

Apa Pemeriksaan Darah di Laboratorium Harus Puasa?

Oleh Enung Nurjannah S. ST

 

 Puasa lebih banyak dikenal sebagai bagian dari ibadah. Namun, ada pula puasa yang perlu dilakukan sebelum mengikuti beberapa jenis tes kesehatan khususnya Pemeriksaan darah di laboratoriumYuk, cari tahu alasan di balik puasa tersebut. Jika anda diminta untuk puasa sebelum menjalani tes kesehatan, itu berarti anda tidak boleh makan apapun termasuk merokok, ataupun makan permen. Sebagian prosedur tes, memperbolehkan anda minum air mineral. Namun, tidak diperbolehkan minum kopi, teh, ataupun minuman ringan seperti soda.

 

Berikut penjelasan anjuran persiapan sebelum pemeriksaan:

 

1. Mengapa Harus Puasa?

Kandungan gizi dalam makanan dan minuman yang Anda konsumsi akan diserap ke dalam aliran darah dan bisa memberikan dampak langsung pada tingkat glukosa darah, lemak dan besi. Puasa minimal selama 10-12 jam (kecuali glukosa minimal 8 jam) akan mengurangi variabilitas substansi tersebut dan juga variabilitas substansi lain dalam darah. Hal ini untuk memastikan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh konsumsi makanan terakhir dan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh dokter.

Beberapa pemeriksaan yang mewajibkan puasa, antara lain : pemeriksaan glukosa, kolesterol

( profil lipid/lemak), urea dan asam urat.

Puasa dalam konteks laboratorium adalah tidak mengonsumsi makanan dan minuman (kecuali air putih) dalam jangka waktu yang ditentukan. Anda sebaiknya meminum air putih dalam jumlah cukup, karena tubuh yang terhidrasi dengan baik akan memberikan gambaran kadar pemeriksaan yang sebenarnya.

Jika Anda tidak berpuasa atau berpuasa dalam waktu yang lebih singkat dari yang dianjurkan, pemeriksaan yang Anda lakukan akan memberikan hasil yang tidak akurat karena pemeriksaan tertentu masih dipengaruhi oleh makanan. Untuk itu Anda sebaiknya mengulang pemeriksaan tersebut untuk mendapatkan hasil yang akurat. Jika Anda merasa berpuasa justru akan menimbulkan masalah bagi kondisi tubuh, Anda dapat mengkonsultasikannya kepada dokter atau perawat.

 

2. Berapa lama sebaiknya Anda berpuasa?

Umumnya, pasien diminta untuk puasa selama 12 jam sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium kecuali jika Anda hanya diminta periksa glukosa, puasa cukup dilakukan selama 8 jam. Namun, dokter atau perawat mungkin akan memberikan saran dan masukan yang berbeda. Agar mendapatkan hasil tes yang akurat, lakukan saran dokter atau perawat.

 

3. Mengapa tidak mengkonsumsi obat-obatan atau jika tidak harus melaporkan obat-obatan yang dikonsumsi?

Ketika hendak melakukan pemeriksaan, pasien tidak diperkenankan untuk mengonsumsi obat-obatan. Beberapa obat akan berdampak terhadap hasil tes darah. Tetapi ini tidak berarti Anda diwajibkan untuk berhenti minum obat. Misalnya, penggunaan oral corticosteroids dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Untuk itu Anda diharapkan menginformasikan obat-obat yang dikonsumsi ke pihak laboratorium. Hal ini bertujuan untuk membantu pihak laboratorium dalam memvalidasi hasil Anda.

 

4. Mengapa pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada 07.00-09.00 pagi?

Pemeriksaan laboratorium sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena merupakan keadaan basal tubuh setelah beristirahat pada malam hari. Selain itu tubuh kita memiliki variasi biologis sesuai dengan waktu, artinya kadar analit yang diperiksa pada pagi hari dapat memberikan hasil yang berbeda jika diperiksa pada sore hari. Contohnya pemeriksaan hormon Cortisol, kadarnya akan meningkat pada pagi hari dan mencapai kadar terendah pada sore hari. Untuk itu pastikan Anda mengikuti petunjuk dokter atau petugas laboratorium sebelum periksa laboratorium.

Persiapan pemeriksaan yang benar merupakan hal yang perlu Anda lakukan , sebagai upaya untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, untuk diagnosa dan pengobatan yang tepat oleh dokter. Lakukan dengan benar untuk menghindari pemeriksaan ulang atau menghindari pemeriksaan tambahan yang tidak perlu.

Tujuan pemeriksaan laboratorium, diantaranya untuk mendeteksi adanya penyakit, menentukan faktor risiko penyakit, memantau perkembangan penyakit dan memantau efektivitas pengobatan. Hasil pemeriksaan laboratorium memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan medis, karena itu akurasi hasil menjadi suatu keharusan. Hasil pemeriksaan yang tidak akurat dikarenakan persiapan pemeriksaan yang kurang optimal akan menyebabkan tujuan pemeriksaan tidak tercapai dan dapat mengakibatkan diagnosa yang kurang tepat dan berujung pada penanganan medis yang kurang tepat pula.

Persiapan pasien tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Berikut ini, kami sampaikan beberapa persiapan pemeriksaan yang umum dianjurkan :

1. Pasien harus puasa minimal selama 10 jam sebelum pengambilan darah, kecuali untuk pemeriksaan glukosa puasa minimal 8 jam. Untuk pemeriksaan trigliserida, sebaiknya pasien puasa selama 12 jam.

2. Selama puasa, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali air putih.

3. Hindari merokok, makan permen karet, minum kopi dan teh (tanpa gula), alkohol, addictive drugs (seperti amphetamine, morphine, heroin, cannabis) karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.

4. Jangan berpuasa lebih dari 14 jam.

5. Jangan melakukan aktivitas berat seperti berolahraga sebelum pengambilan darah.

6. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pagi hari, antara pukul 07.00 - 09.00. Hal ini karena pagi hari merupakan keadaan basal tubuh dimana pada umumnya belum melakukan banyak aktivitas.

Terkadang sebagian pasien masih mengabaikan anjuran tersebut, baik karena lupa, terlalu sulit dilakukan ataupun karena kesibukan yang tidak memungkinkan pasien mengikuti anjuran tersebut. Padahal persiapan pemeriksaan ini dibuat berdasarkan berbagai pertimbangan yang fokus pada keselamatan pasien (patient safety).

 

Sumber :

1.    Benedicto, Allert. 2018. Ini Alasan Harus Puasa Sebelum Tes Kesehatan. https://www.alodokter.com/ini-alasan-harus-puasa-sebelum-tes-kesehatan. [Diakses pada 29 Desember 2019]

2.    RSUD Kab Buleleng. 2018. Anjuran Persiapan Sebelum Pemeriksaan Laboratorium. https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/anjuran-persiapan-sebelum-pemeriksaan-laboratorium-37 [Diakses pada 29 Desember 2019]

3.    Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar. Direktorat Laboratorium Kesehatan: Jakarta.

Posted by Posted on May 26, 2020