13 July

PEMBERIAN ASI DI TENGAH PANDEMI COVID -19

PEMBERIAN ASI DI TENGAH PANDEMI COVID -19

Hilda Prasanti Nugraheni, AMG 


Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh corona virus jenis baru yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada bulan Desember 2019. Virus yang menyerang saluran pernapasan ini masih satu kelompok dengan virus penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS Cov. Serangan pandemi COVID-19 yang kini mencapai lebih dari  200 negara dan teritorial menyebabkan 2,6 miliar orang kini menjalani isolasi diri sesuai dengan rekomendasi pemerintah di seluruh dunia. Salah satu kelompok rentan pada kondisi pandemi ini adalah ibu menyusui. Bayi, balita dan anak-anak juga termasuk kelompok yang rentan tertular COVID-19, meski dengan alasan yang belum diketahui, tingkat kematiannya cukup rendah dibanding pada orang usia lanjut. 

Sejumlah organisasi global seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)Asosiasi Konsultan Laktasi Internasional (ILCA) Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) merekomendasikan para ibu masih terus dapat menyusui anaknya di tengah masa pandemi COVID-19 saat ini. Air susu ibu (ASI) memiliki komposisi unik yang berubah sesuai dengan usia dan kebutuhan masing-masing bayi. Kandungan ASI yang meliputi immunoglobulin A (IgA), laktoferin, leukosit, dan zat gizi lainnya, juga memiliki peran untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Komposisi ASI tersebut tidak akan ditemukan pada susu formula.

Pencegahan penularan COVID-19 masih diutamakan dengan menerapkan higienitas personal yang baik (mencuci tangan dengan air dan sabun, atau pembersih tangan dari bahan alkohol, menutup mulut dengan tisu atau masker saat batuk dan bersin atau melakukan batuk di bagian dalam siku tangan) serta menjaga jarak sosial antarmanusia. Jika ibu terpapar virus dan masih dapat terus menyusui, maka teruslah menyusui. Ibu hanya perlu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah menyusui, sangat disarankan selalu menggunakan masker untuk meminimalkan adanya penularan melalui percikan saat bersin, batuk dan bicara. Tetapi jika ibu terpapar virus dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit, maka pilihan selanjutnya adalah memerah ASI.

Sampai saat ini, belum ada penelitian atau laporan kasus yang menyatakan bahwa infeksi virus Corona dapat menular lewat ASI. Oleh karena itu, ibu menyusui yang terkena infeksi virus Corona masih boleh memberikan ASI atau menyusui bayinya. Meski demikian, risiko bayi tertular infeksi virus Corona dari ibunya tetap ada jika ibu tidak menggunakan APD (alat pelindung diri). Penularan bisa terjadi ketika ibu menyusui yang terjangkit virus Corona menyentuh bayinya dengan tangan yang belum dicuci, juga ketika ibu menyusui batuk atau bersin di dekat bayinya. Tips mencegah penularan virus Corona pada bayi, ibu menyusui disarankan untuk:

  • Mengenakan masker saat berada di dekat bayi, balita dan anak-anak, termasuk ketika sedang memberikan ASI
  • Mencuci tangan dan membersihkan puting dan kulit di sekitar payudara sebelum dan sesudah menyusui bayi, juga sebelum memerah ASI, baik dengan pompa ASI maupun secara manual

Apabila ibu terkonfirmasi positif covid-19 dan kondisinya belum membaik tapi ingin tetap menyusui, bisa dilakukan dengan cara:

1.       Isolasi madiri

2.       Tidak melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

3.       Rawat terpisah sementara

4.       Bayi mendapat ASI perah

5.       Memberikan asi menggunakan pumping sehingga tidak kontak langsung dengan bayi

6.       Mencari atau meminta donor ASI

Dengan menjalankan prosedur yang telah ditetapkan, seorang ibu menyusui yang terpapar corona tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya. Menjadi waspada dan berusaha meminimalisir segala risiko merupakan tindakan yang bijak. Bantuan dokter, tenaga medis dan konselor ASI dalam kondisi ini jelas dibutuhkan agar aktivitas menyusui di tengah pandemi bisa berlangsung dengan lancar dan aman. Ibu yang post covid-19 dalam tubuh ibu terbentuk antibodi tanpa disadari bayi bisa menerima antibodi tersebut dari ASI sehingga bayi seperti menerima vaksin tanpa harus melakukan imunisasi.

Di bawah ini dijelaskan mengenai skema pengambilan keputusan pada ibu menyusui yang tetap ingin menyusui pada konteks pandemic covid-19.

Dukungan ibu setelah masa isolasi sangat penting dan perlu diperhatikan untuk memulai menyusui kembali (relaktasi) bayinya. Dukungan tersebut berupa dukungan psikososial dan konseling relaktasi. Dukungan psiokososial yaitu memberikan ibu informasi berdasarakan fakta mengenai ASI bahwa virus tidak akan berpindah melalui ASI, atasi kekahawatiran dengan memberikan informasi seputar covid-19 dengan benar, menyemangati perilaku sehat, membagikan pengalaman kasus covid 19. Sedangkan dukungan konseling relaktasi yaitu mengembalikan bayi ke payudara ibu dengan memperhatikan posisi dan pelekatan, siapkan mental ibu, minimalkan distraksi agar tetap rileks dan sabar, skin to skin (dada ibu terasosiasi dengan rasa aman dan nyaman), setelah pijat laktasi lakukan powe pumping dengan metode pumping 20 menit, istirahat 10 menit, pumping 10 menit istirahat 10 menit pumping kembali 10 menit. Dengan kesabaran dan pendampingan konseling diharapkan ibu dapat kembali menyusui.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

1.       https://www.unicef.org/eap/breastfeeding-during-covid-19

2.       https://www.unicef.org/press-releases/pregnant-mothers-and-babies-born-during-covid-19-pandemic-threatened-strained-health.’

3.       https://www.hackensackmeridianhealth.org/HealthU/2020/05/04/breastfeeding-advice-during-the-covid-19-pandemic/

4.       https://www.who.int/reproductivehealth/publications/emergencies/COVID-19-pregnancy-ipc-breastfeeding-infographics/en/

Posted by Posted on July 13, 2020