-
12 November
-
TRIASE
TRIASE
dr. Frany Charisma Budianto
Instalasi Gawat Darurat BBKPM Bandung
Pendahuluan
Pernahkah Anda mendatangi Instalasi Gawat Darurat pada malam hari karena nyeri perut? Ketika Anda tiba di sana, kemudian ketika Anda sedang menunggu tiba-tiba datang pasien kecelakaan dan semua perhatian dokter dan perawat beralih ke pasien tersebut. Apa yang Anda rasakan? Merasa kesalkah karena pasien tersebut didahulukan? Sebenarnya bagaimana sistem “antrian” pasien di IGD?
Sistem antrian pasien IGD berbeda dengan di poliklinik. Saat hendak berobat di poliklinik, umumnya kita mengambil nomor antrian dan dipanggil sesuai urutan tersebut. Namun hal tersebut tidak berlaku di IGD, “antrian” di IGD menggunakan sistem triase.
Apa itu Triase?
Istilah triase berasal dari Bahasa Perancis, trier, yang berarti mengurutkan atau melakukan kategorisasi. Istilah ini dimulai saat era Napoleon, dimana saat itu banyak pasien yang memerlukan penanganan medis, namun sumber daya yang dimiliki terbatas. Akibatnya diberlakukanlah suatu sistem kategorisasi dengan prioritas untuk menyelamatkan sebanyak mungkin pasien dengan kondisi berat yang masih bisa diselamatkan.
Triase adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat ringannya kondisi klien atau kegawatanya yang memerlukan tindakan segera. Triase ini biasanya diterapkan di Instalasi Gawat Darurat dan daerah bencana karena pada kedua kondisi itu, tenaga medis perlu bergerak dengan cepat untuk memberi pertolongan bagi pasien.
Sistem Triase
Sistem triase dapat berbeda antar negara. Salah satu sistem triase yang sudah lama diterapkan adalah Australian Triage Scale (ATS), yaitu sejak tahun 1994. ATS membagi pasien menjadi lima kelompok, kelompok 1 berarti pasien dalam kondisi kritis (memerlukan resusitasi) hingga kelompok 5 yang berarti pasien tersebut tidak darurat. Contoh lain adalah sistem triase yang diterapkan di Kanada, yaitu Canadian Triage and Acuity Scale (CTAS), sistem ini membagi pasien menjadi lima kelompok berdasarkan derajat cedera dan psikologis pasien.
Indonesia sendiri belum membuat sistem triase sendiri. Sistem triase di Indonesia merupakan adaptasi dari sistem triase yang sudah ada di negara lain.
Secara garis besar, sistem triase di Indonesia dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
1. Kategori merah
Pasien dengan kategori merah adalah pasien prioritas pertama yang butuh pertolongan segera. Pasien dalam kategori ini biasanya akan ditempatkan di area resusitasi karena kondisinya gawat dan darurat sehinggamemerlukan pertolongan medis dengan segera. Contoh pasien dalam kategori merah adalah pasien dengan gagal napas.
2. Kategori kuning
Pasien dalam kategori kuning merupakan prioritas kedua yang juga membutuhkan pertolongan segera. Pasien dalam kategori kuning berarti kondisi pasien berada dalam kondisi gawat namun tidak darurat. Sehingga tidak perlu ditempatkan di area resusitasi. Salah satu contoh pasien ini adalah pasien asma dalam serangan sedang.
3. Kategori hijau
Pasien dalam kategori hijau merupakan prioritas ketiga yang tidak memerlukan penanganan segera. Pasien dalam kategori ini biasanya tidak dalam kondisi gawat maupun darurat sehingga masih bisa diobservasi atau dilakukan penanganan di poliklinik. Contoh pasien ini adalah pasien dengan nyeri lambung karena dyspepsia.
4. Kategori hitam
Kategori hitam merupakan pasien yang sudah tidak dapat ditolong lagi atau sudah meninggal dunia.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Australian College for Emergency Medicine. Triage. Citing Internet sources URL https://acem.org.au/Content-Sources/Advancing-Emergency-Medicine/Better-Outcomes-for-Patients/Triage
diakses pada tanggal 4 November 2020 pukul 19.00
[2] Canadian Associations of Emergency Physicians. (2012). The Canadian Triage and Acquity Scale. Citing Internet sources URL https://caep.ca/wpcontent/uploads/2017/06/module_1_slides_v2.5_2012.pdf.
[diakses pada tanggal 4 November 2020 pukul 18.30]
[3] Fuad, M, Ns., Sp.KMB. (2017). Triage and EWS COVID.
Posted by Posted on November 12, 2020