09 February

MENJAGA KESELAMATAN DIRI DI GEDUNG BERTINGKAT

MENJAGA KESELAMATAN DIRI DI GEDUNG BERTINGKAT

Jam Jam, SKM

Instalasi Prasarana & Sarana dan Kesehatan Lingkungan BBKPM Bandung


Saat kita berkunjung ke gedung-gedung bertingkat seperti mall, gedung perkantoran, bank, apartemen, atau bahkan bekerja di sebuah gedung bertingkat, kita seringkali lengah, ataupun tidak memperhatikan keadaan keamanan dan potensi bahaya mungkin terjadi di gedung tersebut. Padahal kita perlu mengetahuinya demi menjaga keselamatan diri apabila terjadi suatu keadaan darurat. Berikut ini merupakan hal-hal yang yang perlu diperhatikan saat kita berada di gedung bertingkat:

 

  1. Baca panduan keselamatan.

Selalu baca dan taati panduan keselamatan yang berlaku pada setiap gedung yang kita kunjungi. Beberapa pengelola gedung bahkan memberikan safety briefing kepada setiap pengunjung yang datang ke gedung tersebut. Dengan membaca dan memperhatikan safety briefing tersebut kita akan mengetahui dan lebih mengerti mengenai peringatan tanda bahaya dan apa yang harus kita lakukan ketika terjadi sebuah bahaya, seperti tidak panik apabila alarm berbunyi, tidak menggunakan lift ketika terjadi kabakaran, bagaimana menggunakan tangga darurat Ketika terjadi bahaya.

  1. Pelajari peta dan akses keluar masuk

Luangkan waktu guna mengetahui dan menghapalkan akses keluar terdekat, lokasi pintu darurat terdekat berada dan rute tercepatnya.

  1. Analisa potensi bahaya

Identifikasi potensi bahaya yang mungkin terjadi saat berada di dalam sebuah gedung. Misalnya pada gedung-gedung yang dipenuhi kaca, ramai pengunjung, tertutup, bahan-bahan kimia, alat elektronik, dll. Hal ini bisa memberikan insting mengenai apa saja potensi bahaya yang dapat terjadi seperti pecahan kaca, reruntuhan,  konsleting listrik, kebakaran, ledakan, dll.

  1. Rambu-rambu

Memperhatikan rambu-rambu yang telah disediakan oleh pengelola gedung khususnya rambu terkait dengan situasi gawat darurat dan sarana keamanan.

  1. Mengetahui jalur evakuasi dan meeting point

Melihat dimana posisi lapang di luar gedung, biasanya dikenal dengan titik berkumpul aman atau muster point. Muster point merupakan lokasi berkumpul atau lokasi yang dituju saat proses evakuasi keluar gedung apabila terjadi keadaan darurat atau bencana.

  1. Mengetahui nomor telepon darurat.

Berikut merupakan nomor telepon darurat yang harus diketahui atau disimpan:

Ambulans (118);  Pemadam kebakaran (113), Polretabes Bandung (4244444), Nomor telepon Darurat (112) - Nomor ini sudah terintegrasi dengan nomor darurat lainnya persis seperti 911, bebas pulsa, bahkan dapat dihubungi meski handphone anda tidak memiliki kartu SIM.

  1. Petugas keamanan

Petugas keamanan bertugas melindungi, menjaga dan mencegah dari gangguan keamanan baik dari luar maupun dari dalam serta menciptankan situasi tertib, aman dan nyaman. Selalu hubungi petugas keamanan apabila terlihat ada tanda bahaya seperti orang atau benda yang mencurigakan, terdapat percikan api atau asap, dll

  1. Kotak P3K

Kotak P3K dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. Dalam sebuah gedung bertingkat seperti mall, biasanya tersedia kotak P3K di setiap lantai, tenant dan pengelola gedung. Namun jika khawatir peralatan yang tersedia tidak lengkap, kita juga bisa menyiapkan peralatan P3K dalam tas untuk berjaga-jaga.

  1. Letak APAR atau Tabung Pemadam Kebakaran

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau fire extinguisher digunakan untuk memadamkan kebakaran awal kelas A, B, C, dan E. Tabung Pemadam dibuat untuk memadamkan api dengan cepat yang berasal dari kebakaran benda padat, cairan dan listrik. Tabung pemadam juga digunakan sebagai alat bantu menyelamatkan diri yakni untuk membuka jalan apabila kebakaran sudah menutup akses jalan. APAR biasanya terdapat diletakkan di lokasi yang mudah diakses dan mudah dijangkau dari jalur jalan atau akses keluar. 

  1. Lokasi Hydrant box

Hydrant box memudahkan fire brigade atau petugas pemadam kebakaran untuk menemukan peralatan pemadam api, dan juga sebagai tempat penyimpanan alat pemadam supaya lebih rapi dan tidak disimpan di sembarang tempat. Pada sebuah gedung bertingkat, terdapat hydrant box indoor dan outdoor. Pada hydrant box indoor digunakan sebagai tempat meletakkan nozzle dan fire hose (selang) serta terhubung dengan jaringan fire hydrant. Sehingga saat terjadi kebakaran nozzle dan fire hose (selang) bisa langsung ditarik menuju ke titik api. Sedangkan hydrant box outdoor yang diletakkan di luar gedung yang biasanya berada di sebelah hydrant pillar untuk meletakkan perlengkapan fire hose dan nozzle.

Pengguna fasilitas publik terutama pada gedung-gedung bertingkat harus mengetahui, menggunakan, mematuhi dan mengikuti arahan atau anjuran proteksi bencana yang sudah ditetapkan oleh pengelola gedung. Selain itu, kita juga harus memiliki pengetahuan dan  kepedulian terhadap keselamatan diri sendiri seperti mengetahui apa yang harus dilakukan ketika menghadapi keadaan darurat di gedung bertingkat.

Daftar Pustaka

  1. Peraturan Menteri Kesehatan No 48 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran.
  2. Ruang Sipil. (2019) Penerapan K3 dalam Pembangunan Gedung Bertingkat https://www.ruang-sipil.com/2019/11/penerapan-k3-gedung-bertingkat.html (diakses pada tanggal 7 Januari 2021 pukul 08.49).
Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on February 9, 2021