24 February

PERAN SITOLOGI DALAM DETEKSI DINI KEGANASAN PENYAKIT

PERAN SITOLOGI DALAM DETEKSI DINI KEGANASAN PENYAKIT

 

Yulie Erida

Instalasi Laboratorium BBKPM Bandung

 

Sitologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari sel yang berasal dari tubuh manusia untuk menentukan penyebab dari suatu penyakit. Bahan yang diperoleh untuk pemeriksaan sitologi dapat berupa sampel  yang terlepas sendiri (eksfoliatif) dari permukaan epitel atau yang diambil dari berbagai tempat dengan cara tertentu. Bahan-bahan yang dapat diperiksa sitologi adalah cairan urin, dahak, cairan lambung, cairan pleura, ascites, cairan sendi, cairan cerebrospinal, mukosa genitalia wanita, dan aspirasi jaringan tumor. Sampel sitologi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat, komplikasi rendah, waktu pengerjaan cepat, akurasi diagnostik tinggi dan tidak memerlukan biaya yang mahal.  Sitologi dapat mengidentifikasi proses penyakit keganasan, tumor dan peradangan (spesifik maupun nonspesifik) sehingga dapat mempermudah pemberian terapi dan penataksanaan selanjutnya.  

 Pemeriksaan sitologi pertamakali dilakukan pada abad ke 19, dikembangkan dan disebarluaskan oleh Dr. George Papaniculou dan Dr. Leopold Koss.  Pemeriksaan sitologi terdiri dari biopsi jarum halus atau yang lebih dikenal dengan pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB), sitologi eksfoliatif cairan tubuh seperti cairan efusi pleura dan ascites, sitologi pap smears, dan sitologi imprint / skreping sewaktu operasi.  Pemeriksaan sitologi memerlukan informasi klinis, umur pasien, jenis kelamin, riwayat penyakit.  Sitologi juga membutuhkan bantuan modalitas penunjang lain untuk menegakkan diagnosa  yang akurat seperti, USG, CT Scan, MRI, ronsen foto dan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan.

Sitologi adalah salah satu  pelayanan pemeriksaan di laboratorium Patologi Anatomi, pemeriksaan sitologi dibagi dalam 2 bagian yaitu :

(1)   Pemeriksaan sitologi eksfoliatif misalnya cairan efusi pleura dan ascites yang dapat mendeteksi adanya sel tumor ganas atau suatu proses peradangan oleh Tuberculosa atau peradangan  lain. Sitologi eksfoliatif lainnya adalah pemeriksaan   pap smear adalah pemeriksaan dari apusan cervix uteri untuk mendeteksi adanya keganasan cervik.

(1)      Sitologi aspiratif atau FNAB (Fine needle aspiration  biopsy) adalah tindakan medik untuk mengambil sel dari suatu kelainan organ dengan menggunakan suatu jarum yang berukuran kecil.  Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya keganasan, tumor atau infeksi.

Pemeriksaan sitologi berperan besar dalam deteksi dini suatu keganasan.  Deteksi dini adalah upaya untuk medeteksi dan mengidentifikasi secara dini adanya kanker sehingga diharapkan dapat segera mendapatkan terapi dan memiliki peluang lebih besar untuk sembuh. Berdasarkan data SIRS (System informasi Rumah sakit Indonesia) bahwa kanker payudara dan kanker cervik merupakan jenis kanker tertinggi pada  pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh Rumah Sakit di Indonesia.

Pemeriksaan sitologi tidak dapat dibandingkan dengan pemeriksaan histopatologi atau pemeriksaan jaringan tubuh namun keduanya bisa dilakukan bersamaan untuk kasus-kasus tertentu agar dapat mendapatkan hasil yang optimal.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

[1]        Fatimah, Fetty. (2017). Pemeriksaan Sitologi. http://rstn.boalemokab.go.id/berita-136-pemeriksaan-sitologi.html  [ diakses tanggal 6 Januari 2021 ].

[2]        Pranab Dey. (2015). Fine Needle Aspiration Biopsy Interpretasi and Diagnostic Difficulties, Jaypee Brothers Medical Publisher. Nepal

[3]        Cibas,E.S & Ducatman,B.S. (2009). Cytology diagnostik Principles and Clinical Correlates (3rd ed.). Saunders. 

Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on February 24, 2021