11 March

MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN

MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI DALAM

PELAYANAN KEFARMASIAN

apt. Hani Sopiani

Instalasi Farmasi BBKPM Bandung

 

Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu manusia bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Teknologi informasi yang sedang berkembang saat ini menyediakan data atau informasi secara cepat, akurat, dan efisien. Teknologi informasi yang berkembang dengan pesat harus diimbangi dengan berkembangnya manajemen secara cepat pula. Penggunaan sistem informasi semakin luas dan diterapkan pada berbagai sektor termasuk kesehatan, yaitu dapat kita lihat pada suatu instansi kesehatan dalam mengolah data dengan hadirnya teknologi informasi (IT).

Instansi kesehatan khususnya pelayanan farmasi menggunakan teknologi komputer untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam menyampaikan atau mengirim data dalam bentuk informasi. Hal ini harus didukung oleh perkembangan peralatan elektronika, seperti komputer dan software-software pendukung, khususnya di bidang informasi.

Dalam pelayanan kefarmasian, teknologi informasi bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan, menurunkan biaya, meningkatkan kualitas dan keamanan pasien. Teknologi informasi ini digunakan dalam hal manajemen farmasi seperti penerimaan obat, pendistribusian obat, pengelolaan stok dan laporan. Dalam hal farmasi klinik meliputi :

a.     Electronic- prescribing – dispensing  yaitu penerimaan resep, penghitungan harga obat, pembuatan label / etiket obat, pembuatan copy resep dan penyerahan obat.

b.     E- farmasi,

c.      Pengantaran obat

d.     Pelayanan informasi obat online.

 

1.  Informatika Farmasi

 

Informatika farmasi adalah sub-disiplin informatika kesehatan yang berkaitan dengan integrasi teknologi informasi dan aplikasinya ke dalam praktik farmasi dengan fokus pada sistem teknologi untuk memastikan keselamatan, kepatuhan, dan hasil kesehatan pasien yang optimal.

Kunci informatika farmasi adalah memastikan bahwa komunikasi mudah diakses bagi penyedia layanan kesehatan, apoteker dan pasien sehingga mereka semua bisa bekerja sama untuk kepentingan pasien. Dokter, perawat, pekerja rumah sakit dan profesional kesehatan lainnya harus mampu untuk mengakses catatan yang relevan dan informasi pasien dengan mudah, sementara apoteker perlu tahu persis apa obat yang sedang diresepkan untuk pasien dan apakah ada bahaya bahwa resep baru akan menyebabkan interaksi dengan obat lain yang buruk. Pasien tentu saja harus dapat menerima dengan mudah mengikuti petunjuk bagaimana mereka harus menangani pemulihan mereka dan apa efek samping obat-obatan yang mungkn mereka alami.

Manfaat informatika farmasi adalah membantu dalam mendukung, merampingkan, meningkatkan alur kerja dan meningkatkan keselamatan pasien. Dengan menggunakan kemajuan teknologi informasi,  perangkat keras komputer dan perangkat lunak, informatika farmasi mampu memberikan metode pembiayaan yang efektif bagi farmasi baik di apotek maupun di rumah sakit. Dalam pelaksanaannya informatika farmasi dapat membantu praktisi farmasi dalam beberapa cara baik desain sistem dan manajemen data base yang dapat merampingkan proses sehingga personil yang digunakan lebih efisien dan informasi yang tersedia secara tepat waktu.

Selain itu juga manfaat menggunakan informatika farmasi adalah :

 

a.     Meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya dan pasien.

b.     Mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa informasi obat atau alergi obat sebelum resep ditulis.

c.      Informatika farmasi memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari obat-obatan yang mereka dapatkan dan memungkinkan mereka jadi aset penting dalam pengobatan penyakit mereka sendiri.

d.     Apoteker dapat membantu dokter dan orang lain dalam menemukan resep yang tepat untuk kondisi tertentu yang dapat mengurangi kebutuhan untuk beberapa kali kunjungan ke praktek dokter. Hal ini dapat mengurangi biaya pengobatan bagi pasien.

 

2.  Sistem Informasi Farmasi

 

Sistem informasi farmasi adalah sebuah sistem yang diorganisir untuk pengumpulan, pengolahan, pelaporan, dan penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi diperoleh dari pengumpulan dokumen atau catatan farmasi. Formulir pelaporan dan laporan umpan balik atau laporan analisis sistem informasi farmasi dapat merupakan alat yang berguna untuk pengawasan, menyediakan data untuk memonitoring. Sistem informasi manajemen farmasi yang baik, efektif digunakan untuk pengolahan data, yang meliputi :

a.     Pengolahan data dengan meringkas data.

b.     Penyajian informasi dalam bentuk grafis, yang memudahkan pemahaman.

c.      Pemahaman informasi untuk mengidentifikasi kecenderungan dan masalah-masalah potensial.

d.     Langkah dalam merespon hasil baik positif atau negatif.

 

Penggunaan tekhnologi informasi dalam pelayanan kesehatan memberikan kontribusi pada efektifitas pelayanan kesehatan. Terkait perkembangan teknologi informasi dan perkembangan pelayanan kesehatan saat ini tentunya akan berimbas pada tenaga kesehatan dan instansi pelayanan kesehatan.

 Bagi  pelayanan kefarmasian, teknologi informasi juga mampu memberikan solusi-solusi yang cepat dan memberikan dukungan pengambilan keputusan dalam manajemen obat dan pengobatan. Beberapa model keputusan dapat diterapkan untuk membantu memberikan alternatif solusi bagi para pengambil keputusan dalam pengelolaan obat dan menyelesaikan beberapa masalah terkait dengan pengobatan.

 Pemanfaatan teknologi informasi adalah salah satu upaya dalam pelayanan informasi kepada konsumen obat. Dalam era yang serba digital, kecanggihan teknologi harus diperhitungkan sebanyak mungkin memberi nilai lebih dalam setiap aktivitas kehidupan. Pemanfaatan teknologi informasi di bidang farmasi harus selalu bermuara pada upaya peningkatan keberhasilan terapi dan keselamatan pasien.

 

Daftar Pustaka :

[1]        Kusumadewi, Sri.,  dkk, (2009). Informatika Kesehatan. Yogyakarta. Graha Ilmu.

[2]        Rustianto, Ery, (2011). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

[3]        American Society of Health-System Pharmacists. ASHP statement on the pharmacist’s role in informatics, (2016). .Am J Health-Syst Pharm ; 73 :410–3.

[4]        Dwiaini, Ita, (2019). Peranan Teknologi Informasi Pada Bidang Farmasi.Jurnal SIMTIKA. Volume 2 (3) : 32-34.

[5]       Nofa,S, (12 Juli 2019). Peran IT dalam Meningkatkan Medication Safety di Era Revolusi Industri 4.0 : Transformasi Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Kefarmasiaan, MUNAS dan PIT HISFARSI Bali. https://www.slideshare.net/nofa999/hisfarsi-2019-peran-it-dalam-medication-safety-di-era-industri-40 [ diakses pada tanggal 2 Maret 2021 pukul 14.58]

Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on March 11, 2021