-
12 March
-
MENCEGAH ANEMIA PADA REMAJA DENGAN MAKANAN TINGGI ZAT BESI
MENCEGAH ANEMIA PADA REMAJA
DENGAN MAKANAN TINGGI ZAT BESI
Nanik Endah Pujiastuti, SST, RD
Instalasi Gizi BBKPM Bandung
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa, dalam rentang usia 10 sampai 18 tahun yang ditandai dengan adanya pertumbuhan cepat (growth spurt) meliputi pertambahan pesat pada berat badan, tinggi badan, fungsi reproduksi, kematangan kognitif juga psikologis. Kesehatan pada usia remaja membutuhkan perhatian yang lebih karena remaja akan menjadi sumber daya potensial di masa yang akan datang dan merupakan modal pembangunan yang sangat besar bagi bangsa dan negara.
Masalah kesehatan remaja di Indonesia adalah tingginya angka kejadian anemia. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin (Hb) kurang dari normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah >12 g/dl. Kejadian anemia pada remaja putri menurut Riskesdas 2013 adalah sebesar 37,1% dan angka ini mengalami peningkatan pada Riskesdas 2018 menjadi 48.9%.
Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan karena kondisi anemia pada remaja putri yang merupakan calon ibu di masa depan sangat berkaitan dengan tingginya angka kematian ibu melahirkan. Selain itu kondisi anemia pada remaja putri dapat menyebabkan konsentrasi dan daya serap pelajaran disekolah menjadi kurang, kebugaran menurun sehingga menjadi cepat lelah dan daya tahan tubuh pun berkurang sehingga mudah terkena penyakit infeksi.
Salah satu penyebab terjadinya anemia pada remaja putri adalah rendahnya asupan makanan sumber zat besi dan rendahnya asupan makanan yang membantu penyerapan zat besi didalam tubuh. Pola makan pada remaja juga cenderung di bawah kebutuhannya karena ada pandangan yang salah pada remaja mengenai penampilan fisik (body image) yang akibatnya remaja berusaha mengurangi makannya karena ingin terlihat kurus. Tentu saja hal ini dapat kita luruskan dengan meningkatkan informasi yang tepat mengenai pola makan yang sehat.
Pola makan sehat dan bergizi seimbang bagi remaja untuk mencegah kejadian anemia sangat mudah sebetulnya untuk diterapkan dalam kebiasaan makan sehari hari apalagi dengan berjamurnya makanan makanan yg sedang digemari dan menjadi trend di kalangan remaja dengan cara memodifikasi atau menambahkan makanan tersebut dengan makanan sumber zat besi dan vitamin C.
Makanan sumber zat besi, terdiri dari Heme dan Non Heme. Zat besi Heme berasal dari produk hewani seperti daging, hati, ikan dan unggas, sedangkan sumber zat besi non heme banyak terdapat pada sayuran, kacang kacangan, susu, keju dan telur. Zat besi Heme lebih efisien diserap oleh tubuh dibandingkan non heme, dengan perkiraan 25% zat besi heme diserap oleh tubuh kita. Untuk memaksimalkan penyerapan zat besi, terutama zat besi non heme, kita harus mengkonsumi makanan tinggi vitamin C dan membatasi mengkonsumsi makanan yang dapat menghambat penyerapannya seperti teh, kopi, cokelat.
Berikut adalah contoh menu makan sehari tinggi zat besi dan vitamin C yang dapat disukai oleh remaja dengan pengolahan yang sederhana bahkan dapat dimasak oleh anak remaja itu sendiri.Selain dengan mengkampanyekan konsumsi makanan bergizi seimbang tinggi zat besi dan vitamin C, untuk menanggulangi kejadian anemia, Pemerintah juga telah melaksanakan program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi anak sekolah yang diberikan sebanyak satu tablet setiap minggu. Mari kita sukseskan kegiatan TTD pada remaja Semoga Dengan Remaja Sehat, Bangsapun Kuat.
Daftar Pustaka:
[1] Dedeh K, Hilman H, Marfuah PA, Saeful I. (2010). Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: Gramedia.
[2] Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan. (2021). Buku Panduan Hari Gizi Nasional (HGN) 61 Tahun 2021. https://promkes.kemkes.go.id/buku-panduan-hari-gizi-nasional-hgn-61-tahun-2021 (diakses tanggal 25 Februari 2021 pukul 10.00)
[3] https://murtiananta7.blogspot.com/2020/11/makanan-sehat-yang-mengandung-zat-besi.html diakses tanggal 8 Maret 2021 pukul 10.05)
Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on March 12, 2021