-
11 August
-
PENTINGNYA BERKUMUR SETELAH MENGGUNAKAN OBAT KORTIKOSTEROID INHALASI
PENTINGNYA BERKUMUR SETELAH MENGGUNAKAN OBAT KORTIKOSTEROID INHALASI
apt. Drajat Ramdani Dipraja, S.Farm
Instalasi Farmasi BBKPM Bandung
Kortikosteroid inhalasi atau Inhaled Corticosteroids (ICS) merupakan obat inhaler yang dapat mengandung budesonide, fluticasone, beclomethasone atau yang lainnya dan biasa digunakan untuk terapi pada pasien asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). ICS dapat menurunkan gejala seperti sesak, meningkatkan fungsi paru-paru, menurunkan frekuensi eksaserbasi dan mengurangi risiko kematian pada pasien sehingga diperlukan penggunaan yang terus menerus. (GINA, 2020). Suatu penelitian pada 200 pasien asma, sekitar 81,5% pasien yang menggunakan ICS mengalami efek samping lokal (Pinto et al., 2013). Penggunaan ICS jangka panjang pada umumnya dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping lokal seperti suara serak, batuk atau iritasi pada tenggorokan dan infeksi kandidiasis.
Gambar 1. Alat inhaler
(https://cdn.sanity.io/images/0vv8moc6/formularywatch/c34c7639b853843cf7c5cfede5a797e96d6669 2b-3888x2592.jpg/Inhaler.jpg?w=1500&fit=max&auto=format)
Suara serak atau batuk dapat disebabkan oleh iritasi pada dinding mukosa pada laring atau tenggorokan pasien. Sedangkan infeksi kandidias disebabkan oleh jamur Candida albican yang biasa hidup di rongga mulut. Jamur ini dapat menyebabkan infeksi oportunistik yaitu jamur yang dapat menginfeksi ketika sistem imun tubuh pasien lemah. Saat menggunakan ICS, obat yang dihirup dapat tertinggal di rongga mulut, inilah yang menyebabkan sistem imun turun sehingga jamur dapat menginfeksi rongga mulut pasien yang biasanya ditandai dengan plak warna putih pada lidah maupun bibir (Saag, 2017 ; Irwin, 2006).
Gambar 2. Tanda bercak atau plak putih pada pasien yang mengalami oral kandidiasis.
(https://els-jbs-prod-cdn.jbs.elsevierhealth.com/cms/attachment/2061155158/ 2062898857/gr1.jpg)
Efek samping lokal yang sering terjadi pada pasien tersebut dapat menganggu kepatuhan pasien menggunakan ICS. Oleh karena itu diperlukan pencegahan kejadian efek samping yang sudah diketahui tersebut. Pasien dianjurkan untuk berkumur menggunakan air lalu membuang air tersebut serta menyikat gigi setelah menggunakan ICS. Selain itu, penggunaan alat spacer dapat menurunkan residu partikel pada rongga mulut sehingga dapat direkomendasikan pada pasien yang menggunakan ICS. Pasien yang mengalami bercak atau plak putih pada rongga mulutnya dianjurkan ke dokter untuk pemeriksaan oral kandidiasis atau tanda gejala yang lebih serius dan memerlukan terapi menggunakan anti jamur (Singh et al., 2011).
Meskipun terdapat efek samping lokal menggunakan ICS, namun ICS merupakan obat yang efektif dan aman untuk pasien asma dan PPOK serta efek samping tersebut dapat dicegah dengan membiasakan berkumur setelah menggunakan alat tersebut. Oleh karena itu, pasien dapat menggunakan ICS tersebut dalam jangka panjang kecuali jika pasien mengalami keluhan lain segera konsultasikan ke dokter.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Global Initiative for Asthma (GINA). 2020. Pocket Guide for Asthma Management and Prevention. https://ginasthma.org/wp- content
/uploads/2020/04/Main-pocket-guide_2020_04_03-final-wms.pdf
[2] Pinto CR, Almeida NR, Marque TS, Yamamura LLL, Costa LA, Machado AS. 2013. Local adverse effects associated with the use of inhaled corticosteroids in patients with moderate or severe asthma. Brazil: J Bras Pneumol. 2013;39(4):409-417
[3] Saag, Kenneth G., et al. 2017. “Major Side Effects of Glucocorticosteroids”. https://www.uptodate.com/contents/major-side-effects-of-inhaled-glucocorticoids, diakses pada 10 Juli 2021 pukul 21.30 WIB.
[4] Irwin, et al. 2006. “Side Effects With Inhaled Corticosteroids,” Chest, July, , http://journal.chestnet.org/article/S0012-3692(15)32956-1/pdf, diakses pada 11 Juli 2021 pukul 6.30 WIB.
Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on August 11, 2021