10 September

Peran Apoteker Dalam Konseling Pemberian Obat Pada Wanita Hamil

peran apoteker dalam konseling pemberian obat pada wanita hamil

 

apt. Haryati

Instalasi Farmasi BBKPM Bandung

 


Gangguan kesehatan yang terkadang terjadi pada ibu hamil menekankan pentingnya suatu pengobatan yang dapat ditoleransi oleh janin. Bagaimanapun juga pada saat kehamilan perlu dihindari dari paparan obat-obatan yang berbahaya, baik itu obat resep maupun obat bebas (over the counter), penyalahgunaan obat, rokok dan alkohol, serta pekerjaan dan paparan lingkungan yang berpotensi mengandung bahan berbahaya bagi ibu ataupun janin yang dikandungnya.

Gambar 1. Janin pada Kehamilan

 

Telah diperkirakan bahwa seorang wanita hamil menggunakan 3-8 obat yang berbeda, sebagian merupakan swamedikasi dan sebagian lagi adalah obat yang diresepkan (Sukandar, EY dan Ayuningtyas, DK, 2018). Terdapat banyak pertanyaan tentang keamananan produk obat yang digunakan selama kehamilan. Dalam konseling teratology, perlu dilakukan perbedaan komunikasi antara situasi dibawah ini:

-       Risk communication mengenai keamanan maupun bahaya penggunaan obat sebelum pilihan farmakoterapi ditetapkan atau sebelum terjadi kehamilan

-       Risk communication ataupun bahaya penggunaan obat selama kehamilan ketika paparan obat sudah dilakukan, termasuk juga risk communication bila kasusnya adalah seorang anak dilahirkan dengan gangguan perkembangan akibat penggunaan obat selama kehamilan.

Kedua situasi tersebut memerlukan pendekatan yang berbeda. Safety warning yang tersedia pada brosur obat atau sumber lainnya. Bagi profesional kesehatan tidak perlu mengkomunikasikan risiko pengobatan pada pasien bila rasio resikonya rendah untuk mencegah kekhawatiran berlebihan.

Meskipun apoteker tidak berperan langsung dalam mengontrol kondisi kesehatan ibu hamil, sudah sewajarnya apoteker turut mengerti kondisi dan fisiologi pada ibu hamil agar dapat merekomendasikan terapi yang tepat untuk ibu hamil dan janin yang dikandung. Untuk mengevaluasi secara penuh resiko/keuntungan dari obat pada kehamilan, Seorang apoteker harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam menilai resiko penggunaan obat pada kehamilan sebagai berikut:

1.    Faktor penyebab

-       < 10% kehamilan menghasilkan abnormalitas (termasuk keguguran dan kematian saat dilahirkan) dan dari angka itu hanya 2-3 % disebabkan oleh obat atau faktor lingkungan

-       Sakit pada saat kehamilan atau memburuknya/kambuhnya kondisi penyakit dapat menyebabkan resiko besar terhadap fetus dibandingkan karena obat

-       Penyakit kehamilan dapat berkaitan dengan abnormalitas kongenintal (contoh epilepsy)

2.    Karakteristik Obat

-       Sebagian besar obat melewati placenta

-       Obat dengan bobot molekul tinggi tidak bisa melewati placenta (heparin dan insulin)

-       Obat tidak terionisasi dan lipofilik melewati plasenta lebih banyak pada obat terionisasi atau hidrofilik (atenolol)

-       Suatu obat dapat menyebabkan toksisitas fetal tanpa melewati plasenta

3.    Pengaturan Waktu

-       Jika obat digunakan pada 12 hari pertama (fase pra-embrionik), ada efek “all or nothing”, yang berarti semua sel dapat terpengaruh oleh penggunaan obat

-       Paparan selama trimester pertama akan memberikan resiko abnormalitas kongenital lebih besar

-       Selama trimester kedua atau ketiga resiko pertama adalah gangguan pertumbuhan atau kehilangan fungsi bukan abnormalitas terstruktur

-       Beberapa saat sebelum atau pada saat melahirkan penggunaan obat dapat menimbulkan resiko komplikasi maternal

4.    Pertimbangan Lain

-       Ada atau tidaknya efek teratogenik

-       Obat yang dikaitkan dengan abnormalitas pada dosis tinggi selama trimester pertama dapat memiliki resiko lebih rendah trimester kedua dan ketiga

-       Beberapa efek teratogenik bergantung pada dosis pemberian

-       Mempertimbangkan perawatan tanpa obat (terapi non farmakologi)

5.    Pertimbangan Maternal

-       Penanganan obat maternal berubah selama kehamilan karena perubahan fisiologis

-       Ingatkan ibu hamil bahwa beberapa obat bebas, herbal dan vitamin harus dihindari selama kehamilan

-       Banyak wanita hamil yang tidak setuju memakai obat atas alasan keamanan

Obat untuk wanita hamil bukan hanya masalah dalam penulisan resep atau pemberian obat, karena bukan hanya ibunya yang harus diperhatikan janin pun merupakan sasaran yang potensial. Hal serupa juga terjadi terjadi pada ibu menyusui yang meneruskan sejumlah obat tertentu kepada bayi yang disusui. Apoteker berperan penting dalam memilihkan obat yang tepat untuk menghindari terjadinya hal yang merugikan pada bayi.

Ketika paparan obat sudah terjadi selama kehamilan, perlu dilakukan pendekatan yang berbeda dengan yang belum terpapar obat. Kasus dan situasi yang berbeda membutuhkan strategi komunikasi yang berbeda pula. Bila tidak terdapat resiko pada janin yang berkaitan dengan paparan obat, seorang ibu hamil perlu diberikan jawaban secara langsung bahwa tidak perlu ada yang dikhawatirkan dengan kehamilannya. Untuk paparan zat tertentu, perlu direkomendasikan prosedur diagnostik tambahan sebelum melahirkan. Penting untuk dilakukan penambahan layanan informasi teratologi untuk mencegah terjadinya keguguran.

Gambar 2. Distribusi Obat di Masa Kehamilan

 

Beberapa hal yang harus diinformasikan apoteker kepada wanita hamil :

1.    Banyak obat termasuk obat bebas dan bebas terbatas juga memiliki resiko kecacatan dan kematian janin yang dikandung

2.    Menghindari penggunaan obat yang tidak begitu penting

3.    Cara penggunaan kehamilan yang tepat selama kehamilan

4.    Bila memungkinkan utamakan pemberian monoterapi dibandingkan penggunaan kombinasi

5.    Dosis efektif terendah sebaiknya ditentukan

6.    Saran terhadap pasien agar hati-hati terhadap pemaparan penggunaaan obat dan zat yang berbahaya

7.    Bila ibu ragu terhadap pengobatan yang dijalani, yakinkan ibu bahwa pemberian obat sudah melalui peninjauan rasio manfaat  resiko dan terapi

8.    Bila terjadi kelainan pada bayi yang dilahirkan kecatataan atau hal yang tidak wajar yang terjadi harus dilaporkan.

 

Tabel 1. Obat Pilihan yang Direkomendasikan pada Kehamilan dan Menyusui

 

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. (2006). Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta: Kemenkes.

Riordan, J., Auerbach, KG. (1996). Buku Saku MENYUSUI & LAKTASI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sukandar, EY., Ayuningtyas, DK. (2018). Obat pada Kehamilan dan Menyusui. Jakarta: ISFI.

 

 

 

Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on September 10, 2021