-
11 November
-
HEPATITIS B
HEPATITIS B
Dera Darmayanti
Instalasi Laboratorium BBKPM Bandung
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, yang berpengaruh terhadap angka kesakitan, angka kematian, status kesehatan masyarakat, angka harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi lainnya. Menurut Riskesdas tahun 2007, didapatkan hasil prevalensi HBsAg sebesar 9,4% apabila diestimasi secara kasar maka saat ini terdapat 28 juta orang terinfeksi Hepatitis B dan/atau Hepatitis C. Dari jumlah tersebut 50% akan menjadi kronis (14 juta), dan 10% dari jumlah yang kronis tersebut berpotensi untuk menjadi sirosis hati dan kanker hati primer (1,4juta).
Gambar 1. Hepatitis B
Penyebab Penyakit Hepatitis B
Virus hepatitis B (sering disingkat HBV) adalah virus yang menyebabkan penyakit hepatitis B. Virus ini termasuk family dalam Hepadaviridae degan diameter 30-42nm.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium berguna untuk mengetahui penyebab hepatitis, memperkirakan perjalanan penyakit, atau untuk memantau pengobatan. Pemeriksaan laboratorium pada Hepatitis B diantaranya:
Tabel 1.1. Pemeriksaan Laboratorium untuk Hepatitis B
Pemeriksaan Laboratorium Untuk Hepatitis B
Tujuan
HBsAg
Adanya Infeksi HBV, akut dan kronik
HBeAg
Replikasi dan infektivitas HBV; penanda untuk respon pengobatan
HBV DNA
Nilai dari replikasi HBV; jumlah virus awal sebagai penanda respon dari pengobatan
Anti-HBc (IgM)
Infeksi hepatitis B akut; dapat memantau terjadinya hepatitis B kronis
Anti-HBc (IgG)
Perbaikan atau infeksi hepatitis B kronis
Anti-HBs
Perbaikan infeksi hepatitis B atau penanda vaksin hepatitis B, kekebalan terhadap infeksi hepatitis B (titer dapat mengukur nilai kemanjuran vaksin; kekebalan terhadap hepatitis B)
Anti-HBe
Nilai rendah replikasi dari infeksi HBV; penanda untuk respon dari pengobatan
Anti-HBc (IgG) and anti-HBs
Infeksi HBV yang telah lalu
Anti-HBc (IgG) and HBsAg
Infeksi kronik HBV
Anti-HBc (IgG) and/or anti-HBs and HBV DNA (PCR)
Infeksi laten hepatitis B
Pencegahan Hepatitis B
1. Penggunaan kondom
Penggunaan kondom terutama ditujukan bagi kelompok masyarakat yang memiliki hubungan seksual berisiko.
2. Pengunaan alat pelindung diri (APD)
Penggunaan APD diwajibkan bagi petugas kesehatan atau masyarakat yang melakukan aktifitas berisiko.
3. Menghindari penggunaan jarum suntik dan alat kesehatan peralatan lainnya yang tidak steril.
Masyarakat wajib menghindari penggunaan jarum suntik secara bergantian atau tidak steril, terutama pada kelompok pengguna NAPZA suntik, pengguna tato, tindik, dan akupunktur
4. Imunisasi Hepatitis B untuk bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg negatif atau status HBsAg ibu tidak diketahui diberikan vaksin hepatitis B sesegera mungkin (sangat dianjurkan imunissai Hepatitis B pada bayi baru lahir diberikan pada bayi usia <24 jam sesudah kelahiran (HB-0) bersamaan dengan pemberian vitamin K1). Pemberian imunisasi ini kemudian dilanjutkan sesuai program imunisasi nasional, yaitu usia bayi 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Apabila bayi lahir dari ibu dengan HBsAg positif maka imunisasi dengan immunoglobulin harus diberikan <24 jam dari kelahirannya, bersamaan dengan HB-0, dilanjutkan sesuai program imunisasi nasional, yaitu usia bayi 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Selanjutnya pada saat bayi tersebut berusia 9 – 12 bulan dilakukan pemeriksaan HBsAg dan titer anti HBs.
5. Pemberian imunisasi Hepatitis B pada pada kelompok masyarakat berisiko tinggi, seperti kelompok populasi yang melakukan praktik seksual berisiko; pengguna NAPZA suntik; petugas kesehatan, mahasiswa/ pelajar sekolah kesehatan seperti perawat, bidan analis, laboran; orang dekat/keluarga/tinggal serumah; pasangan orang dengan Hepatitis B; orang dengan riwayat keluarga Hepatitis B; dan orang dengan Infeksi Menular Seksual (IMS).
Daftar Pustaka
1.1. World Health Organization. (27 Juli 2021). Mengutip sumber internet URL https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-b [diakses tanggal 12 Agustus 2021 pukul 20.30]
2. Sobur, CS. (21 September 2018). Mengutip sumber internet URL https://caiherang.com/mengenal-lebih-jauh-mengenai-virus-hepatitis-b-hbv/. [diakses tanggal 12 Agustus 2021 pukul 20.30]
3. T. Jake Liang. (2009). Hepatitis B: The Virus and Disease
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.53 tahun 2015 tentang Penanggulangan Hepatitis Virus
Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on November 11, 2021