14 December

VITAMIN, MINERAL DAN IMUNITAS TUBUH

VITAMIN, MINERAL DAN IMUNITAS TUBUH

 

Nanik Endah Pujiastuti, SST

Instalasi Gizi BBKPM Bandung

 

Dalam 2 tahun terakhir ini kita dihadapkan dengan pandemi covid-19 yang menuntut kita untuk selalu menjaga imunitas tubuh dalam kondisi optimal. Sistem imun berperan sangat penting dalam melindungi tubuh dari infeksi maupun  inflamasi. sel sel tubuh yang berperan dalam sistem imun ini memerlukan zat gizi untuk bekerja dengan baik dalam memelihara kekebalan tubuh.

Ketidakcukupan zat gizi akan mengganggu fungsi sistem imun dan  banyak penelitian yang menunjukan bahwa penderita malnutrisi rentan terhadap infeksi dan mempunyai masa penyembuhan yang lebih lama. Vitamin dan mineral adalah zat gizi mikro yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil namun mempunyai peranan yang penting sebagai antioksidan yang mampu memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia (sistem imun).

Karena sebagian besar vitamin dan seluruh mineral tidak dapat disintesa oleh tubuh, maka konsumsi makanan yang beragam dan seimbang sangat diperlukan terutama yang memiliki peran spesifik dalam sistem imun antara lain: vitamin A, vitamin B6, vitamin C, vitamin D, vitamin E, zink, besi dan selenium.

 

Gambar 1. Ilustrasi Bahan Makanan mengandung Vitamin dan Mineral

 

Vitamin A

Vitamin A mempunyai peranan penting di dalam pemeliharaan sel epitel. Sel epitel merupakan salah satu jaringan tubuh yang terlibat di dalam fungsi imunitas non-spesifik. Imunitas non-spesifik melibatkan pertahanan fisik seperti kulit, selaput lendir, silia saluran nafas. Defisiensi  vitamin A menyebabkan menurunnya jumlah leukosit (sel darah putih yang berfungsi menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus, jamur, bakteri dan parasit), rusaknya fungsi sel T, menurunnya resisten immunogenik tumor, menurunkan jumlah sirkulasi sel NK dan rusaknya aktifitas sitolitik sel NK. sel ini berperan dalam imunitas anti-viral dan anti-tumor serta terkait dalam regulasi respon imun.

Vitamin A terdapat dalam bentuk retinol dan beta karoten. Dalam bentuk retinol  banyak terdapat dalam makanan hewani seperti hati, daging, telur, ikan berlemak, minyak ikan, susu dan hasil olahannya seperti keju sedangkan dalam bentuk beta karoten terdapat pada sayuran yang berwarna hijau, merah dan jingga serta buah buahan berwarna jingga/ merah, antara lain: ubi jalar, labu, buah kesemek,sawi, wortel, paprika, bayam.

 

Vitamin B6

Vitamin B6 (Piridoksin) berguna dalam sintesis asam nukleat untuk pembentukan DNA dan RNA. gangguan terhadap proses sintesa ini akan mempengaruhi proliferasi limfosit dan produksi sitokin sehingga berdampak terhadap fungsi imun.

Sumber makanan yang kaya akan vitamin B6 banyak terdapat dalam serealia berbiji utuh, kacang-kacangan, daging, hati, ikan, kentang, ubi, jagung, sayuran hijau seperti bayam dan buncis.

 

Vitamin C

Peran vitamin C di dalam sistem imun terkait erat dengan peran vitamin C sebagai antioksidan. Oleh karena vitamin C mudah mendonorkan elektronnya ke radikal bebas maka sel-sel termasuk sel imun terlindung dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.

Vitamin C juga mempunyai peran dalam sintesa kolagen untuk menjaga kesehatan kulit. Kulit adalah salah satu jaringan tubuh yang berperan di dalam imunitas non spesifk. Kulit yang utuh dan sehat dapat menjaga masuknya unsur patogen ke dalam tubuh. Kulit merupakan barier pertama yang menjaga masuknya benda asing sehingga mencegah terjadinya infeksi.

Makanan sumber vitamin C banyak terdapat dalam buah buahan dan sayuran seperti jeruk, jambu biji, dan papaya, manga, nanas, cabai, brokoli, kembang kol dan bayam.

 

Vitamin D

Vitamin D bersifat anti-inflamasi atau anti peradangan, antioksidan, serta neuroprotektif yang dapat mendukung kesehatan, kekebalan tubuh, fungsi otot, dan aktivitas sel otak.

Sumber vitamin D tidak secara alami dapat ditemukan di banyak jenis makanan. Akan tetapi vitamin D bisa ditemukan pada susu, sereal, dan ikan seperti salmon, makarel dan sarden. Vitamin D juga bisa diperoleh dengan berjemur di bawah sinar matahari karena sinar matahari dapat langsung mengubah bahan kimia di kulit kita menjadi bentuk aktif vitamin D.

 

 Vitamin E

Vitamin E mengandung antioksidan yang berfungsi melindungi tubuh dari paparan radikal bebas, yaitu molekul berbahaya yang bisa merusak jaringan, organ dan sel-sel tubuh. Selain itu, vitamin E juga mampu memperkuat sistem imunitas atau kekebalan tubuh sehingga dapat melawan infeksi bakteri dan virus. Jika asupan vitamin E kurang dikonsumsi, maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan otot dan saraf yang memicu kelemahan otot serta penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Makanan yang kaya vitamin E antara lain: brokoli dan bayam, kacang almond dan kedelai, biji-bijian termasuk biji bunga matahari, jagung, mangga, kiwi, dan alpukat adalah beberapa jenis buah yang mengandung vitamin E. Makanan laut seperti ikan kod dan salmon, udang, serta kerang juga memiliki kandungan vitamin E di dalamnya.

 

Zink

Mekanisme  zink pada sistem imun adalah dengan  mengaktifkan sel T (limfosit T) yang bekerja dengan dua cara, yaitu mengendalikan respon imun dan menyerang sel yang membawa kuman penyebab penyakit.

Dalam diet sehari hari zink cenderung terdapat bersama sama dengan protein, sehingga diet yang rendah protein kemungkinan besar juga rendah kandungan zink nya. Makanan yang banyak mengandung zink antara lain: makanan laut (kepiting, tiram, lobster, kerang),  daging,  (daging sapi, kambing, dan domba),  unggas (ayam, kalkun),  ikan (ikan sarden, salmon), telur, susu dan hasil olahannya (yoghurt, keju, kacang-kacangan (kacang polong, kacang hitam, dan kacang merah), sayur-sayuran (kangkung, asparagus, jamur)).

 

Besi

Besi sangat berperan dalam sintesa hemoglobin dan terkait erat dengan masalah anemia. Selain itu zat besi juga berperan dalam imunitas dan pembentukan sel-sel limfosit. Kekurangan besi akan berdampak pada reaksi imunitas berupa aktivitas neutrofil yang menurun, dan sebagai konsekuensinya kemampuan untuk membunuh bakteri intraseluler secara nyata menjadi terganggu.

Daging merah merupakan salah satu sumber zat besi yang baik. Di dalam 100 gram daging merah tanpa lemak, terkandung sekitar 2 mg zat besi. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian. Selain daging, jeroan daging seperti hati, otak, ginjal, dan jantung merupakan sumber makanan mengandung zat besi yang baik untuk mencegah kekurangan zat besi. Sayuran hijau, seperti bayam, kale, dan brokoli, Seafood atau makanan laut, seperti tiram, memiliki kandungan zat besi yang melimpah. Beberapa jenis kacang, seperti kacang polong dan kacang kedelai, merupakan sumber makanan mengandung zat besi yang baik termasuk olahannya seperti tempe dan tahu.

Untuk memaksimalkan penyerapan zat besi oleh tubuh, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan mengandung zat besi dengan makanan tinggi vitamin C, seperti tomat dan buah jeruk

 

Selenium

Selenium adalah mineral yang penting untuk sintesis protein dan aktivitas enzim glutation peroksidase (GSH-PX). Selenium dalam glutation peroksidase mempunyai peranan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang ada pada membran sel, sehingga merusak membran sel.

Disebutkan dalam beberapa literatur bahwa selenium bekerjasama dengan vitamin E berperan sebagai antioksidan. Kerjasama tersebut terjadi karena vitamin E menjaga membran sel dari radikal bebas dengan melepas ion hidrogennya, sedangkan selenium berperan dalam memecah peroksida menjadi ikatan yang tidak reaktif sehingga tidak merusak asam lemak tidak jenuh yang banyak terdapat dalam membran, membantu mempertahankan integritas membran dan melindungi DNA dari kerusakan. Makanan sehari hari yang mengandung selenium antara lain: jamur, daging ayam, ikan tuna, jamur, telur, keju, kacang, ikan tuna, ikan sarden, daging ayam dan udang.

Pola makan yang beragam dan berimbang akan memenuhi kecukupan vitamin dan mineral yang sangat diperlukan dalam mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang optimal, jadi sudah saatnya kita mulai melaksanakan pola makan gizi seimbang hari ini juga.

 

DAFTAR REFERENSI

1.     Siswanto dkk. (2013). Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam Sistem Imunitas, Jurnal Gizi Indonesia.

2.     Mary E Barasi. (2007). Nutrition At  A Glance. Jakarta: Erlangga.

3.     Fadli, Rizal. (13 Januari 2021). Rekomendasi Asupan Vitamin untuk Pengidap Covid-19. Mengutip sumber internet URL https://www.halodoc.com/artikel/rekomendasi-asupan-vitamin-untuk-pengidap-covid-19/ (diunduh tgl 30 oktober 2021).

 

Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on December 14, 2021