-
10 February
-
MENGENAL OBAT ANTIHISTAMIN UNTUK GEJALA ALERGI
MENGENAL OBAT ANTIHISTAMIN UNTUK GEJALA ALERGI
apt. Drajat Ramdani Dipraja, S.Farm
Instalasi Farmasi BBKPM BandungSetiap orang pernah mengalami gejala alergi yang bisa berupa gatal pada mata dan kulit, bersin-bersin, batuk karena gatal tenggorokan, mata dan hidung berair hingga sesak napas, gejala ini merupakan ciri-ciri alergi. Pada kasus alergi ringan, masyarakat biasa membeli obat-obatan antihistamin yang dijual di toko obat dan apotek. Selain itu, obat antihistamin dapat diberikan pada pasien yang berobat ke fasilitas kesehatan yang diresepkan dokter.
Gambar 1. Gejala alergi seperti gatal pada kulit dan bersin atau hidung berair.
(Sumber : https://www.shutterstock.com/search/flue)Obat antihistamin yang digunakan untuk gejala alergi merupakan golongan obat yang bekerja dengan cara mengikat reseptor H-1 yang ada di dalam tubuh. Histamin sendiri merupakan zat kimia atau senyawa yang berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh dimana jika terdapat paparan dari lingkungan luar tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan melepaskan histamin dan memberikan sinyal untuk tubuh berupa reaksi alergi. Reaksi alergi setiap orang berbeda-beda, namun obat antihistamin tetap menjadi pilihan jika terdapat gejala alergi.
Gambar 2.Contoh obat antihistamin generasi ke satu dan generasi ke dua.
(Sumber: https://images.k24klik.com/product/)
(Sumber: https://d2qjkwm11akmwu.cloudfront.net/products/)Obat antihistamin untuk alergi terdiri dari dua jenis yaitu obat antihistamin generasi ke satu atau sedatif dan obat antihistamin generasi ke dua atau non sedatif. Perbedaan dari kedua jenis obat tersebut yaitu efek sedatif atau mengantuk ketika meminum obat tersebut. Obat antihistamin pada generasi ke satu lebih memberikan efek mengantuk dibandingkan dengan generasi ke dua karena obat dapa menembus sawar darah otak. Namun tetap, efek sedatif setiap orang memiliki respon yang berbeda-beda terhadap obat antihistamin. Berikut merupakan daftar obat-obatan antihistamin untuk alergi pada Tabel 1.
Tabel 1. Obat antihistamin berdasarkan jenisnya
No.
Nama Obat
Generasi ke satu
Generasi ke dua
1
Prometazin
Azelastin
2
Difenhidramin
Astemizol
3
Dimenhidrinat
Akrivastin
4
Hidroksizin
Setirizine
5
Feniramin
Levosetirizin
6
Sinarizin
Ebastin
7
Siproheptadin
Mizolastin
8
Meklizin
Loratadin
9
Klorfeniramin
Desloratadin
10
Siklizin
Terfenadin
11
Klemastin
Feksofenadin
12
Deksklorfeniramin
Olopatidin
13
Tripolidin
Rupatadin
14
Brompheniramin
15
Oksomemazin
16
Oksatomid
17
Mebhidrolin napadisilat
Obat antihistamin untuk alergi tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet kunyah, sirup, larutan injeksi, tetes mata hingga nasal spray (semprot hidung). Beberapa obat antihistamin dapat dibeli secara bebas tanpa resep dokter, namun untuk beberapa obat perlu resep dari dokter seperti azelastin tetes mata/nasal spray, siproheptadin, desloratadin, hidroksizin, levosetirizin dan obat antihistamin yang diberikan lewat suntikan. Obat antihistamin sering kali ditemukan dalam gabungan beberapa obat seperti obat flu, demam, batuk dan hidung tersumbat. Oleh karena itu, pasien atau masyarakat yang ragu atau belum paham dengan obat antihistamin dapat bertanya secara aktif kepada tenaga farmasi yang berada di toko obat atau apotek tersebut untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
`
Penyalahgunaan obat antihistamin dapat memberikan hasil pengobatan yang tidak diinginkan. Penggunaan obat antihistamin dengan dosis yang salah dapat meningkatkan efek samping atau tidak optimalnya pengobatan. Selain efek mengantuk, antihistamin memiliki efek samping yang lain seperti mulut kering, sakit kepala, pusing, gangguan pencernaan hingga reaksi alergi obat.. Penggunaan antihistamin bersamaan dengan obat-obatan lain yang berinteraksi maupun duplikasi obat juga dapat meningkatkan efek samping. Obat antihistamin juga perlu diperhatikan pada pasien anak, lansia, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal ibu hamil dan menyusui. Jika dalam 3 hari menggunakan obat antihistamin tidak membaik sebaiknya dianjurkan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Farzam K, Sabir S, O’Rourke MC. 2021. Antihistamines. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538188/ (Diakses pada 30 Januari 2022, pukul 9.02 WIB)
PIONAS. 2015. Antihistamin. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-3-sistem-saluran-napas-0/34-antihistamin-hiposensitisasi-dan-kedaruratan-alergi/341 (Diakses pada 30 Januari 2022, pukul 10.44 WIB).
Watson S. 2021. Do I Need Antihistamines for Allergies?. https://www.webmd.com/allergies/antihistamines-for-allergies (Diakses pada 30 Januari 2022, pukul 13.44 WIB).
Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on February 10, 2022