-
10 June
-
LIMFADENITIS TUBERCULOSIS
LIMFADENITIS TUBERCULOSIS
Oleh : dr.Yulie Erida.NR.Sp.PA
Mengacu pada WHO Global TB Report tahun 2020, 10 juta orang di dunia menderita tuberkulosis (TBC) dan menyebabkan 1,2 juta orang meninggal setiap tahunnya. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia dengan perkiraan jumlah orang yang jatuh sakit akibat TBC mencapai 845.000 dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam (WHO Global TB Report, 2020). Tuberkulosis dapat diderita oleh berbagai usia, dari usia anak-anak sampai usia dewasa. Berdasarkan data dari WHO pada tahun 2017, terdapat 10 juta kasus TB di dunia yang terdiri dari 5,8 juta laki-laki, 3,2 juta perempuan.
Limfadenitis tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh Micobacterium tuberculosis. Dalam penyebarannya, tuberkulosis dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu TB paru dan TB di luar paru. Limfadenitis yang lebih dikenal dengan TB kelenjar getah bening termasuk salah satu penyakit di luar paru (TB ekstra paru).
Gambar 1. Gambaran klinis limfadenitis tuberculosis disertai scrofuloderma
Data epidemiologi menunjukkan limfadenitis adalah gambaran tuberkulosis ekstra paru yang paling sering ditemukan. Gambaran ini ditemukan pada 30-40% kasus tuberkulosis ekstra paru dan paling banyak dijumpai pada bagian servikal (leher). Hingga saat ini, belum ada data yang dapat menunjukkan angka kejadian limfadenitis secara nasional di Indonesia. Penelitian yang dilakukan di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso pada tahun 2010-2013 menunjukkan bahwa limfadenitis merupakan manifestasi terbanyak tuberkulosis ekstra paru pada penderita tuberkulosis dengan koinfeksi HIV, dengan prevalensi sebesar 91,11%.
Penelitian serupa juga dilakukan di RS Al Islam Bandung dan menunjukkan bahwa mayoritas penderita limfadenitis TB berusia 17-25 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Penelitian yang dilakukan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat di Kota Bandung angka kejadian limfadenitis tuberculosis terbanyak pada usia 20-50 tahun, perbandingan antara pria dan wanita ialah 1:2.
Kelenjar getah bening yang terserang biasanya akan membesar dan jika diraba terasa lunak dan nyeri, selain itu gejala klinis yang timbul adalah demam, nyeri tekan, dan tanda radang. Kulit di atasnya terlihat merah dan terasa hangat, pembengkakan ini akan menyerupai daging tumbuh atau suatu benjolan di kulit. Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merujuk pada penyakit limfadenitis maka perlu adanya pengangkatan jaringan (biopsi eksisi) untuk pemeriksaan di bawah mikroskop atau dilakukan biopsi jarum halus atau yang lebih dikenal dengan pemeriksaan FNAB (Fine Nedlee Aspiration Biopsy).
FNAB merupakan prosedur pemeriksaan yang sederhana. Beberapa keuntungan dari teknik ini adalah, FNAB dapat dilakukan di rumah sakit, klinik atau di laboratorium, dan pasien tidak perlu menjalani rawat inap. Selain itu merupakan pemeriksaan dengan hasil yang cepat dan ekonomis, dapat mendiagnosa berbagai kasus infeksi, misal limfadenitis tuberculosis maupun infeksi non spesifik, tumor yang rekuren (kambuh) dan tumor ganas yang metastasis. Hasilnya cepat sehingga pilihan terapi segera dapat direncanakan.
Gambar 2. Pemeriksaan biopsi jarum halus atau FNAB (Fine Nedlee Aspiration Biopsy).
Apabila FNAB menunjukkan penyebab limfadenopati adalah Mycobacterium tuberculosis, maka diberikan obat anti tuberkulosis selama 9-12 bulan. Selain itu bisa diberikan obat-obat tambahan seperti analgesik (penghilang rasa sakit) untuk mengontrol nyeri. Apabila terdapat demam, antipiretik dapat diberikan untuk menurunkan demam. Antibiotik untuk mengobati infeksi sekunder, obat anti inflamasi untuk mengurangi peradangan, kompres dingin untuk mengurangi peradangan dan nyeri serta operasi mungkin diperlukan untuk mengeringkan abses.
Pemulihan penyakit limfadenitis TBC adalah baik jika segera diobati dengan pengobatan yang tepat. Pengobatan limfadenitis TBC yang tidak tuntas dapat menyebabkan resistensi (kekebalan terhadap obat) dan septikemia.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Pribadi.S.et al(2020), Manajemen Limfadenitis Tuberkulosis, vol. 2,No. 3
November,Jurnal Medical Profession (MedPro)
[2] Direktorat jendral Pencegahan dan pengendalian Penyakit Diunduh dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/berita-utama/20210324/0137316/jadikan-penerus-bangsa-bebas-tbc-dimulai-dari-diri-sendiri-dan-keluarga/ tanggal 3 Mei 2022
[3] Limfadenitis. Available at: PDPI. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia 2006. Indah Offset Citra Grafika, 2006. In site http://www.scribd.com/doc/81071297/Limfadenitis-Tuberkulosis. Accessed on Mei 3rd, 2022.
[4]Giovanni.G.https://www.alomedika.com/penyakit/bedahumum/limfadenitis/diagnosis.
[5] Zakaria.D.https://www.rspaw.or.id/artikel/8511.htm
Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on June 10, 2022