-
26 June
-
Peran Vitamin D pada Penyembuhan TBC Paru
Hilda Prasanti Nugraheni, AMG
Instalasi Gizi BBKPM Bandung
Bakteri penyebab TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui fase dorman dan akan aktif menyerang apabila sistem imun host menurun. Penderita yang terdiagnosis TBC akan menerima terapi OAT. Sistem pertahanan tubuh penderita juga perlu dipertahankan agar komplikasi dan perburukan dapat dihindari. Kebutuhan akan mikronutrien lain juga dibutuhkan untuk meningkatkan perbaikan dan mempercepat kesembuhan. Sebelum terapi OAT, terapi yang pernah digunakan sebagai terapi utama TBC adalah pemberian gizi yaitu vitamin A dan vitamin D.2
Tingginya kasus TBC dikaitkan dengan defisiensi vitamin D dan A dengan mekanisme kerja yang berbeda. Defisiensi vitamin D di Indonesia terkait dengan gaya hidup, yang menghasilkan kadar 25(OH)D serum rendah. Indonesia adalah negara tropis dengan curah sinar matahari yang cukup tidak menjadikan seorang seseorang terhindar dari defisiensi vitamin D. Kurangnya paparan sinar matahari, kurangnya aktivitas fisik, dan kurangnya asupan bahan makanan sumber vitamin D menyebabkan kerentanan meningkat.3
Defisiensi vitamin D merupakan salah satu faktor resiko terpapar TBC dan berhubungan erat dengan sistem imun yang menurun. Penelitian sebelumnya menyatakan vitamin D mampu meningkatkan respon inflamasi penderita TBC sehingga terjadi perbaikan klinis yang cukup signifikan. Vitamin D dapat diperoleh dari paparan sinar matahari, makanan, dan suplemen. Namun, penting untuk diketahui bahwa matahari bukanlah sumber utama untuk mendapatkan vitamin D, matahari hanya membantu dalam mengubah prekursor menjadi provitamin D3 (kolekalsiferol) dan D2 (ergokalsiferol).1 Oleh karena itu, kita juga harus mengonsumsi vitamin D yang terkandung di dalam makanan, seperti kuning telur, hati, ikan berlemak, susu terfortifikasi, dan margarin terfortifikasi.4
Manfaat yang dapat kita rasakan dari mengonsumsi vitamin D juga sangatlah banyak karena tidak hanya untuk menjaga kesehatan tulang saja, tetapi juga berfungsi untuk melawan penyakit, seperti sclerosis, penyakit jantung, dan mengurangi kemungkinan terserang flu. 4
Suplementasi vitamin D pada terapi OAT telah terbukti menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan. Penelitian di Jakarta menyatakan kelompok dengan suplementasi vitamin D memiliki waktu konversi sputum lebih tinggi dan perbaikan gambaran radiologis (100%) dibandingkan dengan kelompok plasebo (76,7%).3 Seorang wanita Amerika berkulit hitam dengan hipovitaminosis D dan TBC MDR ditatalaksana dengan terapi OAT disertai dengan suplementasi vitamin D menunjukkan adanya perbaikan gambaran radiologis dan tes BTA negatif pada bulan ke-13 dari total waktu terapi. Studi ini menyimpulkan bahwa terapi vitamin D efektif disamping terapi OAT sehingga vitamin D disarankan menjadi profilaksis bagi lingkungan yang berkontak langsung dengan penderita karena mudah dan biaya yang diperlukan cukup terjangkau.2 Mikronutrien sebagai imunoterapi tambahan potensial menjadi perhatian medis yang berkembang sejak bukti ilmiah mengenai aktivitas antimikobakteri spesifik vitamin D3 dalam makrofag telah meningkat.2
Pemberian vitamin D pada penderita TBC hingga saat ini masih terus dipelajari dan masih berkembang. Hasil berbagai studi mengenai hal ini pun masih cukup beragam, ada yang menyatakan tidak diperlukan ada pula yang menyatakan dapat membantu selama proses pengobatan. Oleh karena itu, belum ada rekomendasi khusus mengenai penggunaannya pada penderita TBC termasuk dosis dan lama penggunaan.2
Penelitian mengenai Vitamin D sebagai suplemen terapi OAT menunjukkan pengaruh yang signifikan dalam perbaikan klinis penderita TBC. Vitamin D yang dikenal bermanfaat untuk tulang juga berfungsi sebagai imunomodulator yang terlibat dalam aktivasi makrofag melawan bakteri penyebab TBC. Metabolit aktif vitamin D yang disebut 1,25-dihidroksivitamin D atau calcitriol memiliki kemampuan untuk menginduksi respon imun sehingga menghasilkan cathelicidin yaitu suatu peptida yang berfungsi sebagai antibiotik endogen.2
DAFTAR PUSTAKA
[1] Almatsier, S., 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
[2] Dini C, Bianchi A. The Potential Role of Vitamin D for Prevention and Treatment of Tuberculosis and Infectious Disease Reviews. Ann Ist Super Sanita 2012;48(1):319-27.
[3] Nursyam E, et.al. The Effect of Vitamin D as Supplementary Treatment in Patients with Moderately Advanced Pulmonary Tuberculous Lesion. Acta Med Indonesia. 2006;38(1):3-5.
[4] Wilson, D. R., 2020. The benefits of vitamin D. https://www.healthline.com/health/food-nutrition/benefits-vitamin-d.
Sumber: Freepik
<a href="https://www.freepik.com/free-photo/ketogenic-low-carbs-diet-food-selection-white-wall_12757311.htm#query=vitamin%20D%20food&position=4&from_view=search&track=ais">Image by master1305</a> on Freepik
Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on June 26, 2023