-
10 July
-
Lakukan Hal Ini Jika Anda Terdiagnosa HIV/AIDS
Novi Ratna Sari, S.Psi
Konselor Klinik Konseling dan Testing HIV BBKPM Bandung
Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia meningkat di tahun 2023. Sebagian besar kasus HIV berada di kelompok umur 25 hingga 29 tahun dengan perkiraan jumlah kasus HIV baru di Indonesia yang mencapai 30.000 per tahun. Penularan kasus didominasi oleh ibu rumah tangga (35%). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya seperti suami pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man).
Saat ini kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus. Angka ini setiap tahunnya bertambah sekitar 700-1000 anak dengan HIV. Secara umum, penularan HIV melalui jalur ibu ke anak menyumbang sebesar 20-45% dari seluruh sumber penularan HIV lainnya seperti melalui sex, jarum suntik dan transfusi darah yang tidak aman.
Melihat sumber infeksi, penularan HIV masih akan terus terjadi, sebab dari 526.841 orang dengan HIV, baru sekitar 429.215 orang yang sudah terdeteksi atau mengetahui status HIV dirinya. Artinya masih ada 100.000 orang dengan HIV yang belum terdeteksi dan berpotensi menularkan HIV ke masyarakat.
Lakukan Ini Jika Positif HIV
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah infeksi virus yang menyerang sistem imun, terutama sel darah putih yang disebut CD4. Menurut situs CDC, tubuh manusia tidak dapat menyingkirkan HIV sepenuhnya, sehingga. setelah positif HIV, Anda akan memilikinya seumur hidup. Mendapati diri Anda positif HIV memang cukup mengejutkan. Namun, sebenarnya orang dengan HIV dapat berumur panjang dan hidup sehat bila mendapatkan penanganan yang tepat.
Berikut adalah beberapa langkah praktis dan strategi yang dapat membantu individu menghadapi perubahan ini, mengelola kesehatan mereka, dan membangun kualitas hidup yang optimal.
1. Berhenti melakukan Perilaku Berisiko
HIV menular melalui cairan kelamin dalam kegiatan seksual yang tidak aman (tidak menggunakan pengaman, atau bergonta-ganti pasnagan seksual); darah melalui kegiatan transfusi darah yang tidak aman, dan pemakaian jarum suntik yang tidak steril (pemasangan tato/tindik atau penggunaan narkoba suntik). Apabila Anda masih melakukan kegiatan berisiko tersebut, sekaranglah saat yang tepat untuk berhenti.
2. Edukasi dan Dukungan:
Setelah menerima diagnosis HIV, langkah penting selanjutnya adalah mencari sumber informasi yang akurat dan terpercaya tentang kondisi ini. Mengerti dengan baik tentang HIV, bagaimana virus tersebut bekerja, pengobatan yang tersedia, dan langkah-langkah untuk menjaga kesehatan adalah penting. Selain itu, mencari dukungan dari keluarga, teman, kelompok pendukung, atau konselor HIV dapat membantu menghadapi perubahan emosional dan psikologis yang mungkin timbul.
2. Mengikuti Pengobatan Antiretroviral (ARV):
Terapi Antiretroviral (ARV) adalah bagian penting dalam manajemen HIV. Mengikuti pengobatan ARV dengan ketaatan dan disiplin sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah perkembangan HIV menjadi AIDS. Mengikuti jadwal minum obat yang ditentukan, berkonsultasi secara teratur dengan dokter, dan mematuhi instruksi medis dapat membantu menjaga keberhasilan pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup.
3. Perawatan Diri dan Gaya Hidup Sehat:
Merawat diri dengan baik menjadi kunci untuk menjaga kesehatan yang optimal. Beberapa langkah penting yang dapat diambil meliputi:
- Menerapkan pola makan sehat dan seimbang untuk menjaga kekuatan sistem kekebalan tubuh.
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan umum.
- Menghindari kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, atau menggunakan narkoba terlarang yang dapat merusak kesehatan dan menurunkan efektivitas pengobatan HIV.
4. Dukungan Psikologis dan Emosional:
Proses menerima dan mengatasi diagnosis HIV dapat menyebabkan perubahan emosional dan psikologis yang signifikan. Menjaga kesehatan mental dan emosional sangat penting. Mencari dukungan psikologis melalui konseling, terapi kelompok, atau dukungan sosial dapat membantu individu menghadapi perasaan cemas, depresi, atau isolasi sosial yang mungkin timbul.
5. Mengatasi Stigma dan Diskriminasi:
HIV masih sering dikaitkan dengan stigma dan diskriminasi sosial. Mengedukasi orang lain tentang HIV, berpartisipasi dalam kampanye kesadaran, dan menghubungkan diri dengan komunitas pendukung HIV dapat membantu mengurangi stigma dan diskriminasi yang dialami oleh individu dengan HIV.
Terdiagnosis HIV mungkin menjadi titik balik dalam kehidupan seseorang, tetapi dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang memadai, individu dapat mengatasi tantangan ini dan membangun kehidupan yang sehat dan bermakna. Edukasi, pengobatan ARV yang tepat, perawatan diri yang baik, dukungan psikologis, dan mengatasi stigma adalah beberapa aspek penting dalam perjalanan kehidupan setelah terdiagnosis HIV. Dengan perencanaan yang matang dan komitmen untuk hidup sehat, individu dengan HIV dapat mencapai kualitas hidup yang optimal dan bahagia.
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/seks/hivaids/4-hal-yang-bisa-anda-lakukan-ketika-sahabat-divonis-positif-hiv/ [diakses pada 20 Juni 2023]
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230508/5742944/kasus-hiv-dan-sifilis-meningkat-penularan-didominasi-ibu-rumah-tangga/ [diakses pada 20 Juni 2023]
https://tbindonesia.or.id/pertemuan-nasional-hiv-pims-tuberkulosis-dan-malaria-tahun-2023/ [diakses pada 20 Juni 2023]
Sumber Foto :
https://www.freepik.com/free-photo/doctor-holds-red-ribbon-hiv-awareness-awareness-world-aids-day-world-sexual-health-day_9294732.htm#query=hiv&position=3&from_view=search&track=sph
Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on July 10, 2023