19 October

Perokok Muda: Mengungkap Faktor-Faktor yang Mendorong Remaja untuk Merokok

Novi Ratna Sari, S.Psi

Konselor Klinik Berhenti Merokok UPF BBKPM bandung – RS Paru Dr.H.A. Rotinsulu

 

 

Tahun 2020. The Tobacco Atlas menempatkan Indonesia pada peringkat ke tiga jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Institute for Health Metrix and Evolution pada tahun 2019 melaporkan rokok tembakau beresiko meningkatkan risiko kanker trakea, bronkus, dan paru-paru sebesar 59,6%, 59% mengakibatkan penyakit paru obstruksi kronik, 28% memicu gangguan jantung, dan 19% mengakibatkan diabetes mellitus.

 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan jumlah perokok di Indonesia menunjukkan tren peningkatan dalam kurun 2013 hingga 2019. terutama pada usia anak dan remaja. Dalam kurun waktu 5 tahun perokok usia anak dan remaja meningkat sekitar 2% lebih. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas tahun 2013, prevalensi perokok pada usia 10 hingga 18 tahun berjumlah 7,2% naik menjadi 9,1% pada 2018. Jumlah itu sejalan dengan hasil survei dari Global Youth Tobacco pada tahun 2019 bahwa peningkatan prevalensi perokok kepada usia sekolah 13 sampai 15 tahun naik dari 18% menjadi 19%.

 

Sekitar satu dari sepuluh anak berusia 10-18 tahun di Indonesia adalah perokok saat ini—menandakan salah satu tingkat merokok tertinggi di kalangan remaja secara global. Jumlahnya kian bertambah. Meskipun ada larangan membeli tembakau untuk mereka yang berusia di bawah 18 tahun, lebih dari 40 persen pelajar Indonesia berusia 13-15 tahun telah mengkonsumsi produk tembakau, menurut Survei Tembakau Pemuda Global 2019.

 

Perilaku merokok tergolong dalam perilaku yang dapat membahayakan kesehatan, baik bagi perokok maupun bagi orang lain di sekitarnya. Merokok terbukti berhubungan dengan 25 jenis penyakit berbahaya yang bersifat mematikan, antara lain kanker paru-paru dan jantung koroner. Setiap tahun, angka kematian yang disebabkan rokok semakin bertambah, namun jumlah perokok juga bertambah, bahkan usia seseorang merokok juga semakin muda.

 

Penelitian mengenai faktor psikologis yang memengaruhi perilaku merokok pada remaja, didapatkan hasil 48% responden pertama kali melihat perilaku merokok dari lingkungan sekitarnya, 24% responden pertama melihat perilaku merokok dari teman, 10,7% melihat perilaku merokok dari orang tua (ayah), dan 6,6% melihat perilaku merokok dari saudara kandung.

 

Adapun alasan remaja memulai perilaku merokok adalah untuk mengetahui rasa rokok (24%). Sedangkan 13,3% responden menyatakan mendapatkan perasaan nyaman setelah merokok. Faktor pembentukan imej juga berperan dalam perilaku merokok dimana 8% responden merasa memiliki imej dewasa dan menunjukkan kematangan dengan melakukan perilaku merokok.

 

Pada usia remaja awal (11-15 tahun), rasa ingin tahu merupakan alasan utama remaja melakukan perilaku merokok, sedangkan pada remaja tengah (15-18 tahun) faktor yang paling dominan adalah melihat teman merokok.

 

Masa Remaja dan Prevalensi Perilaku Merokok

 

Masa remaja adalah periode yang penting dalam perkembangan individu. Ini adalah masa di mana seseorang mulai mengenal identitasnya, merintis kemandirian, dan terkena berbagai pengaruh dari lingkungan sekitar. Salah satu isu yang seringkali muncul selama masa remaja adalah prevalensi perilaku merokok. Sayangnya, merokok seringkali dipandang sebagai cara untuk menunjukkan kemandirian atau kepribadian yang kuat, dan ini dapat membuat remaja mencoba merokok.

 

Masa remaja seringkali dihabiskan dalam lingkungan yang beragam, termasuk sekolah, teman sebaya, dan keluarga. Pengaruh dari teman sebaya dan budaya sekolah dapat membuat seseorang lebih rentan untuk mencoba merokok. Apabila teman-teman atau role model dalam keluarga merokok, individu mungkin merasa lebih mungkin untuk mencoba.

 

Statistik menunjukkan bahwa prevalensi perilaku merokok di kalangan remaja masih menjadi perhatian serius. Banyak remaja mulai merokok di usia yang sangat muda, dan ini dapat membawa risiko kesehatan yang serius di kemudian hari. Merokok pada masa remaja memiliki dampak kesehatan yang signifikan. Merokok dapat menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan mental, serta meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, dan masalah kesehatan lainnya di kemudian hari.

 

 

Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja

 

Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa banyak remaja terlibat dalam perilaku merokok. Ini termasuk kombinasi tekanan sosial, faktor psikologis, dan lingkungan yang memengaruhi keputusan mereka. Berikut adalah beberapa alasan utama:

 

1. Tekanan Sosial

Remaja sering merasa tekanan dari teman-teman sebayanya untuk mencoba merokok. Merokok bisa dianggap sebagai cara untuk menunjukkan kemandirian, menyesuaikan diri dengan kelompok teman, atau bahkan sebagai tindakan yang keren atau dewasa.

 

2. Faktor Genetik dan Psikologis

Beberapa remaja mungkin memiliki predisposisi genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap kecanduan nikotin. Selain itu, faktor psikologis seperti rasa ingin tahu, pencarian sensasi, atau ketidakmampuan untuk mengatasi stres dapat mendorong mereka untuk mencoba merokok.

 

3. Iklan dan Media

Iklan rokok dan penggambaran merokok dalam media dapat memengaruhi persepsi remaja terhadap merokok. Ketika merokok digambarkan sebagai sesuatu yang menarik, kuat, atau berkelas, remaja mungkin merasa tertarik untuk mencoba.

 

4. Aksesibilitas

Ketersediaan rokok juga merupakan faktor penting. Jika remaja mudah mendapatkan akses ke rokok, baik melalui teman-teman, saudara kandung, atau toko yang tidak mematuhi peraturan usia, mereka lebih mungkin mencobanya.

 

5. Kurangnya Kesadaran tentang Risiko Kesehatan

Beberapa remaja mungkin kurang menyadari risiko kesehatan yang terkait dengan merokok. Mereka mungkin merasa bahwa mereka masih muda dan tidak akan merasakan dampak buruknya dalam jangka pendek.

 

6. Pengaruh Keluarga

Jika anggota keluarga dekat merokok, remaja memiliki risiko lebih tinggi untuk mencoba merokok. Keluarga yang merokok bisa memberikan contoh yang memengaruhi perilaku anak-anak mereka.

 

7. Gengsi Sosial

Merokok kadang-kadang dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan kedewasaan atau status sosial yang lebih tinggi. Ini bisa membuat beberapa remaja mencoba merokok untuk merasa "dewasa" atau "berkelas."

 

8. Kurangnya Pengetahuan Tentang Penghentian Merokok

Remaja mungkin kurang tahu tentang seberapa sulit menghentikan kebiasaan merokok jika sudah terlanjur mencoba. Mereka mungkin tidak menyadari betapa adiktifnya nikotin.

 

Masa remaja adalah periode penting dalam kehidupan individu di mana pengaruh dari lingkungan sekitar, identitas, dan tekanan sosial dapat berperan dalam keputusan untuk merokok. Prevalensi perilaku merokok di kalangan remaja tetap menjadi masalah yang harus diatasi, dan upaya pencegahan yang efektif dapat membantu melindungi kesehatan generasi muda dari dampak negatif merokok. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku merokok di kalangan remaja, kita dapat bekerja bersama untuk menciptakan masa remaja yang lebih sehat dan bebas dari merokok.

 

Upaya pencegahan perilaku merokok pada masa remaja sangat penting untuk mengurangi risiko kesehatan jangka panjang. Pendidikan tentang bahaya merokok, promosi gaya hidup sehat, dan peraturan yang ketat terkait penjualan rokok kepada remaja dapat membantu mengatasi masalah ini. Selain itu, peran orang tua dan pendidik dalam memberikan informasi dan dukungan kepada remaja sangat penting untuk mengubah perilaku merokok.

 

DAFTAR PUSTAKA

Syakriah, Ardila.2022. Available at https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan/cerita/suara-lantang-pemuda-dalam-menyerukan-masa-depan-bebas-tembakau?gclid=CjwKCAjwu4WoBhBkEiwAojNdXou-jWblVvtoMfSsSCuVTeiI4sAmJMg64kI70Y97c7wgZUgY-jrwKRoCkL8QAvD_BwE [diakses pada tanggal 7 September 2023 pukul 13.00]

Firdaus, Andi. 2023. Available at https://www.antaranews.com/berita/3561366/kemenkes-dalam-5-tahun-jumlah-perokok-pada-anak-dan-remaja-melonjak [diakses pada tanggal 5 September 2023 pukul 14.10]

Wulan, Dwi Kencana. 2012. Available at https://media.neliti.com/media/publications/167030-ID-faktor-psikologis-yang-mempengaruhi-peri.pdf [diakses pada tanggal 5 September 2023 pukul 15.00]

https://www.bps.go.id/indicator/30/1535/1/persentase-merokok-pada-penduduk-usia-18-tahun-menurut-kelompok-umur.html [diakses pada tanggal 7 September 2023 pukul 09.15]

https://www.halodoc.com/artikel/pahami-5-trik-jitu-agar-anak-tidak-tumbuh-sebagai-perokok [diakses pada tanggal 5 September 2023 pukul 13.15]

Sumber Foto: Photo by Arun Sharma on Unsplash, https://unsplash.com/photos/grayscale-photo-of-woman-smoking-cigarette-CDOgLrRnqok

Posted by Humas BBKPM Bandung Posted on October 19, 2023